Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar oleh Warganya Sendiri, Macron: Saya Baik-baik Saja

- 9 Juni 2021, 18:13 WIB
Presiden Prancis ditampar warga.
Presiden Prancis ditampar warga. //Coretan Pensil//Tangkapan Layar YouTube

KABAR BESUKI - Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar oleh seorang pria tak dikenal yang berada di antara kerumunan, Selasa, 8 Juni 2021. 

Insiden ini terjadi ketika Macron sedang berjalan-jalan di wilayah Prancis tenggara.

Dalam sebuah video yang beredar, pasukan pengawal keamanan membawa Macron pergi dari kerumunan. 
 
Pasukan pengawal keamanan Macron juga langsung menjatuhkan pria itu ke tanah.
 
Macron sedang mengunjungi departemen Drome di Prancis tenggara ketika insiden itu terjadi.
 
Presiden bertemu dengan pengusaha restoran dan mahasiswa untuk membahas pemulihan bangsa setelah pandemi Covid-19. 
 
Pada titik tertentu, dia memutuskan untuk mendekati kerumunan penonton di desa Tain-l'Hermitage.
 
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan presiden, mengenakan kemeja lengan panjang, mengulurkan tangannya ke kerumunan simpatisan yang berdiri di belakang penghalang logam.
 
Dia mengulurkan tangan untuk menyalami seorang pria, kemudian pria yang mengenakan kaus berwarna hijau dengan kacamata serta masker menampar wajah Macron.
 
Dua pasukan keamanan langsung menangani pria itu, sementara petugas lainnya membawa Macron pergi. 
 
Tetapi Macron tidak langsung meninggalkan tempat itu, dia bahkan sempat berbicara dengan warga lainnya.
 
Kantor kepresidenan mengatakan ada upaya untuk menyerang Macron. 
 
Dua orang ditangkap usai insiden tersebut, namun hingga kini identitas pria itu belum diungkap dan motif menampar Macron belum jelas.
 
Macron sendiri tidak ambil pusing dengan insiden tersebut. Dia menyebut pelaku sebagai individu "ultra-kekerasan".
 
"Saya baik-baik saja. Kita harus menempatkan insiden ini, yang menurut saya merupakan peristiwa yang terisolasi, ke dalam perspektif," katanya, seperti dikutip Kabar Besuki dari AFP.
 
Namun dia tak ingin membiarkan peristiwa yang terisolasi, individu ultra-kekerasan itu mengambil alih debat publik. "Mereka tidak pantas mendapatkannya," kata Macron.
 
Sementara itu, sang pelaku kini tengah diperiksa oleh gendarmerie, kelompok militer di Prancis.
 
Pada November 2020 Macron sempat membuat geger karena telah mendukung penistaan pada Nabi Muhammad SAW. 
 
Kontroversi berawal dari tindakan seorang guru Samuel Paty yang menggunakan kartun terbitan Charlie Hebdo tahun 2015 yang merupakan penghinaan pada Nabi Muhammad. 
 
Tindakan ini menuai protes dari komunitas dan Paty terbunuh dengan kepala dipenggal.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: AFP


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x