Dilansir Kabar Besuki dari laman Ny Post, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, benua berpenduduk 1,3 miliar telah menghadapi kekurangan vaksin yang parah pada saat yang sama gelombang infeksi baru meningkat di seluruh Afrika.
Kekurangannya diperkirakan 700 juta dosis. Dan pengiriman vaksin ke benua itu hampir terhenti, kata WHO pekan lalu.
Direktur CDC Afrika Dr. John Nkengasong mengatakan “Ini sangat mengkhawatirkan dan terkadang membuat frustrasi”.
Amerika Serikat dan Inggris, sebaliknya, telah memvaksinasi penuh warganya lebih dari 40 persen populasi mereka, dengan tingkat yang lebih tinggi untuk orang dewasa dan orang-orang yang berisiko tinggi.
Negara-negara di Eropa mendekati atau melewati cakupan 20 persen dan warganya mulai memikirkan ke mana sertifikat vaksin mereka akan membawa mereka pada liburan musim panas mereka.
AS, Prancis, dan Jerman bahkan menawarkan suntikan kepada anak-anak, yang berisiko sangat rendah terkena penyakit serius akibat COVID-19.
Negara-negara miskin telah memperingatkan sejak tahun lalu tentang ketidaksetaraan vaksin yang akan datang ini, takut bahwa negara-negara kaya akan menimbun dosis.
Dalam sebuah wawancara, Nkengasong meminta para pemimpin negara-negara kaya yang bertemu minggu ini di KTT Kelompok Tujuh untuk berbagi vaksin cadangan (sesuatu yang telah disetujui oleh Amerika Serikat) dan mencegah bencana moral.