Pemerintah Amerika Serikat Desak Warganya untuk Vaksin Karena Ancaman Covid-19 Varian Delta

- 19 Juni 2021, 18:45 WIB
Pemerintah Amerika Serikat Desak Warganya untuk Vaksin Karena Ancaman Covid-19 Varian Delta
Pemerintah Amerika Serikat Desak Warganya untuk Vaksin Karena Ancaman Covid-19 Varian Delta /Kevin Lamarque/File Photo/REUTERS/

Dikatakan lebih dari 175 juta orang Amerika telah menerima setidaknya satu suntikan, dan 55 persen orang dewasa telah divaksinasi penuh.

Baca Juga: UMK Berhak Memperoleh Sertifikasi Halal Gratis Asalkan Memenuhi Kriteria Ini, Berikut Penjelasannya

Mengatasi ketidakseimbangan rasial dalam tingkat vaksinasi tetap menjadi perhatian yang berkelanjutan, kata Gedung Putih, tetapi juga menunjukkan peningkatan di sana. Pada bulan lalu, katanya, orang kulit berwarna membuat 54 persen dari vaksinasi nasional meskipun mereka terdiri dari 40 persen dari populasi AS.

Biden mengatakan varian virus Delta baru, yang pertama kali terdeteksi di India, adalah keprihatinan serius yang menggarisbawahi kebutuhan untuk terus meningkatkan tingkat vaksinasi.

“Ini adalah varian yang lebih mudah menular, berpotensi lebih mematikan dan sangat berbahaya bagi kaum muda,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro Perkantoran Terapkan WFH Guna Cegah Penularan COVID-19

“Tetapi kabar baiknya adalah kami memiliki solusinya. Ilmu pengetahuan dan datanya jelas. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari varian ini adalah dengan divaksinasi sepenuhnya,” Biden menambahkan.

Pemerintahan Biden mengandalkan para pemimpin agama dan kelompok masyarakat untuk membantu meningkatkan tingkat vaksinasi dan mengatasi keragu-raguan vaksin yang masih ada, terutama di kalangan orang kulit berwarna.

“Gereja selalu menjadi tempat penyembuhan. Sangat tepat kita melakukan ini di sini,” kata Harris dalam sambutannya di Ebenezer Baptist, tempat pemimpin hak-hak sipil Pendeta Martin Luther King Jr. dan ayahnya pernah berkhotbah.

Baca Juga: 3 Cara Ampuh dan Jitu Meredakan Gejala Amandel yang Wajib Diketahui

Halaman:

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: CNA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah