KABAR BESUKI - Jepang putuskan untuk memperluas pembatasan darurat ke delapan prefektur lagi untuk memerangi lonjakan kasus Covid-19.
Hal tersebut dikarenakan kekhawatiran semakin dalam tentang ketegangan pada sistem medis negara itu yang menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo 2020.
Infeksi virus corona melonjak lebih cepat dari sebelumnya ketika kasus baru mencapai rekor tertinggi di Tokyo, membayangi Juli-Agustus.
Sehingga memicu keraguan atas penanganan pandemi oleh Perdana Menteri Yasuhide Suga, disisi lain pagelaran Olimpiade Tokyo 2020 masih tetap berjalan.
Baca Juga: Jepang Batasi Ruang Inap Pasien Covid-19 untuk Menghindari Ketegangan Sistem Medis
Tokyo melaporkan rekor 4.166 kasus baru pada hari Rabu 4 Juli 2021 sementara kasus baru secara nasional mencapai 14.000.
"Infeksi baru meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Reuters.
Kasus penularan tersebut membuat situasi di rumah sakit menjadi overload dan tidak dapat terkendali.
"Situasi di lapangan (di rumah sakit) sangat parah," tambah Nishimura, mencatat bahwa kasus serius telah berlipat ganda dalam dua minggu terakhir.
Tetapi Nishimura mengatakan pada konferensi pers bahwa beberapa anggota telah memperingatkan situasinya cukup parah untuk memerlukan keadaan darurat nasional.
Enam prefektur termasuk kota tuan rumah Olimpiade Tokyo 2020 sudah berada dalam keadaan darurat penuh hingga 31 Agustus sementara lima lainnya berada di bawah arahan "kuasi-darurat" yang kurang ketat.
Langkah-langkah terbaru, yang berlaku mulai Minggu 8 Juli 2021, lebih dari 70 persen populasi akan berada di bawah beberapa pembatasan.
Baca Juga: Thailand Laporkan Rekor Harian Lebih dari 20 ribu Kasus Covid-19, Pembatasan Akan Diperpanjang
Pemerintah mengatakan Olimpiade tidak menyebabkan lonjakan terbaru tetapi para ahli mengatakan, kegiatan Olimpiade sekarang telah mengirim pesan yang beragam kepada publik yang sudah lelah tentang perlunya tinggal di rumah.***