Jang Hansol Ungkap Penyebab Tingginya Angka Bunuh Diri di Korea Selatan: Karena Kita Nggak Mau Kalah

- 10 Agustus 2021, 09:00 WIB
Jang Hansol Ungkap Penyebab Tingginya Angka Bunuh Diri di Korea Selatan: Karena Kita Nggak Mau Kalah
Jang Hansol Ungkap Penyebab Tingginya Angka Bunuh Diri di Korea Selatan: Karena Kita Nggak Mau Kalah /Ilustrasi/Hasty Words/PIXABAY/HASTYWORDS

KABAR BESUKI - YouTuber Jang Hansol mengungkapkan penyebab tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan khususnya di era yang serba modern seperti sekarang.

Jang Hansol mengungkapkan bahwa penyebab tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan disebabkan sifat tidak mau kalah dalam persaingan.

"Alasannya cuma satu, karena kita nggak mau kalah. Gitu loh gampangannya. Gak mau kalah bukan berarti kita saingan terus main curang kayak gitu," kata Jang Hansol sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Korea Reomit dalam video yang diunggah pada 26 Januari 2018 lalu.

Baca Juga: Rencana Program Vaksinasi di Korea Selatan Terancam Mundur Akibat Kekurangan Pasokan Moderna

Jang Hansol yang pernah merasakan tinggal di Indonesia ketika duduk di bangku SMA mencoba memberikan gambaran mengenai hal tersebut.

Jang Hansol yang dikenal fasih berbahasa Jawa itu menggambarkan bahwa kecemburuan orang Indonesia ketika melihat tetangga atau orang lain yang lebih beruntung relatif hanya bersifat sementara saja.

"Lek menurutku wes, kita pake contohnya orang Indonesia karena aku lebih tahu tentang Indonesia dibandingkan Malaysia atau Thailand. Kadang itu kita kayak gini loh, kalo di Indonesia 'Oh tetanggaku ada yang beli TV baru' ya pasti kita cemburu lah satu dua hari. Lewat, ya sudah," ujarnya.

Akan tetapi lain halnya dengan orang Korea Selatan. Menurutnya, mereka menganggap bahwa status sosial dan harga diri seseorang merupakan sesuatu hal yang sangat dijunjung tinggi.

"Cuman orang Korea itu kayak 'Gak iso, aku harus mundak'. Jadi, kita itu kayak berlomba untuk menjadi sesuatu," katanya.

Baca Juga: Kehilangan Barang di Korea Ternyata Dijamin Lebih Aman, Bagaimana dengan Indonesia?

Jang Hansol kemudian mencoba mengingatkan kepada pemirsanya tentang pertanyaan dari orang tua mengenai cita-cita anak di masa lalu.

Jang Hansol mengatakan bahwa sudah seharusnya siapapun melakukan sesuatu berdasarkan hati nurani.

"Dan masalahnya gini loh, dulu waktu kita kecil semua bilangnya 'Kamu suka ngapain sih? Cita-citamu apa?', kita bakal mikir 'Wah aku itu bahagia, aku itu seneng lek misale pas belajar foto, atau pas aku belajar, atau pas aku olahraga'. Seharusnya kita melakukan sesuatu karena hati kita tergoyang, ya kan?," ujar dia.

Dia juga mengungkapkan, realitanya saat ini orang Korea justru cenderung berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik namun mengabaikan aspek kebahagiaan. Akan tetapi, di sisi lain orang Korea tak dapat hidup dengan layak jika tak memiliki banyak uang.

"Orang Korea itu sekarang berlomba-lomba untuk menjadi juara satu, bukan berlomba-lomba untuk mencari kebahagiaan. Sepertinya, kehidupan di Korea ini menjadi kayak semua itu sudah gak ngejar kebahagiaan lagi, hanya beberapa yang ngejar kebahagiaan. Tapi ketika kamu ngejar kebahagiaan dan uangnya nggak cukup, di Korea kalo nggak punya uang sengsaramu bakal parah banget," ucapnya.

Baca Juga: Realita Kehidupan Muslim di Korea Selatan yang Jarang Diketahui, Sering Dianggap Aneh Ketika Memakai Hijab

Jang Hansol juga menjelaskan sebuah ironi ketika orang Korea justru tidak menemukan kebahagiaan ketika telah mencapai tujuan yang diinginkan yakni saat menjadi nomor satu.

Fakta membuktikan, beberapa tokoh publik di Korea Selatan (khususnya idol) melakukan bunuh diri justru ketika berada dalam puncak kesuksesannya.

"Makanya stres dan ketika udah nyampe di tempat (posisi) satu pun, gak tentu bahagia," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Korea Reomit


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah