Rumah sakit di Akkar, salah satu daerah termiskin di Libanon dekat perbatasan dengan Suriah, dan di kota pelabuhan utara Tripoli mengatakan mereka harus memulangkan banyak korban luka karena mereka tidak memiliki peralatan yang memadai untuk mengobati luka bakar yang parah.
"Mayat-mayat itu begitu hangus sehingga kami tidak dapat mengidentifikasi mereka," kata Yassine Metlej, seorang karyawan di rumah sakit Akkar di mana tujuh mayat dan lusinan yang terluka dibawa.
"Beberapa kehilangan wajah, yang lain kehilangan tangan," kata Metlej kepada AFP.
Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan dia telah melakukan kontak dengan beberapa negara untuk mengevakuasi kasus luka bakar yang serius di luar negeri, termasuk Turki, Kuwait dan Yordania.
Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Motif Politik di Balik Latihan Bersama TNI AD dan Militer AS
Tidak dapat mencari perawatan di Akkar, Ismail al-Sheikh, 23, yang menderita luka bakar di lengan dan kakinya, didorong oleh saudara perempuannya Marwa ke rumah sakit Geitawi di Beirut, sekitar 80 km jauhnya.
"Pada malam hari, kami diberitahu bahwa tentara membagikan bensin ... jadi orang-orang berbondong-bondong mengisinya dengan wadah plastik ... langsung dari tangki," kata Marwa kepada AFP.
"Sebagian besar orang yang ada di sana mengatakan bahwa seseorang telah melemparkan pemantik api ke lantai, sehingga menyebabkan kebakaran yang memicu ledakan," katanya.
Saksi lain mengklaim bahwa tembakan dilepaskan sebelum ledakan.