Perdana Menteri Malaysia Mengundurkan Diri Setelah 17 Bulan Memimpin, Tak Bisa Atasi Covid-19 Penyebabnya

- 16 Agustus 2021, 19:16 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mengundurkan Diri Setelah 17 Bulan Memimpin, Tak Bisa Atasi Covid-19 Penyebabnya
Perdana Menteri Malaysia Mengundurkan Diri Setelah 17 Bulan Memimpin, Tak Bisa Atasi Covid-19 Penyebabnya /@intandiana_roslan/Instagram

KABAR BESUKI - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dilaporkan akan mundur dari posisinya pada hari ini, Senin, 16 Agustus 2021.

Keputusan Muhyiddin mundur tidak terlepas dari menghilangnya dukungan parlemen terhadap dirinya. Muhyiddin sendiri dikabarkan sudah menyampaikan pengunduran dirinya.
 
Dilansir Kabar Besuki dari Youtube TvOneNews, pengunduran Muhyiddin sudah disampaikannya kepada anggota parlemen dan juga Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ahmad Shah.
 
 
Hingga sampai saat ini belum diketahui kapan tepatnya mahyuddin akan benar-benar mundur dari jabatannya saat ini.
 
Ia mengatakan warga masih menginginkannya memerintah namun aturan itu membuatnya tak bisa melanjutkan kekuasaan.
 
Ia mengatakan sudah melakukan sejumlah ikhtiar. Terutama untuk menangani Covid-19. Namun katanya, ia tidak berhasil karena ada sejumlah pihak yang 'rakus'. Tak diketahui kemana tudingan ini diarahkan.
 
Kepemimpinan Muhyiddin terus digoyang oposisi terutama setelah ia terlibat selisih pendapat dengan Sultan Abdullah terkait pemberlakuan status darurat nasional Covid-19.
 
 
Sejak itu, oposisi menganggap Muhyiddin melanggar konstitusi karena melangkahi wewenang Sultan Abdullah. 
 
Para penentang Muhyiddin juga merasa sang perdana menteri berupaya menghindari mosi tidak percaya dengan menunda rapat parlemen.
 
Muhyiddin pun mengundurkan diri setelah 17 bulan kepemimpinannya di Negeri Jiran yang penuh gejolak. 
 
Meski begitu, hingga kini belum jelas siapa yang akan menggantikan Muhyiddin jika ia resmi mundur.
 
Keputusan itu kemungkinan akan diserahkan ke Sultan Abdullah sebagai kepala negara. 
 
Raja Malaysia memiliki kewenangan menunjuk anggota parlemen untuk menjadi perdana menteri yang menurutnya paling mungkin mendapat dukungan mayoritas suara di parlemen.
 
 
Muhyiddin berkuasa sejak Maret 2020, dengan suara mayoritas tipis di parlemen 222 kursi. Kemundurannya memperpanjang drama politik di negeri berpenduduk 32 juta jiwa itu.
 
Sejarahnya, setelah kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, Malaysia diperintah enam dekade.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Terkini

x