Rocky Gerung Sindir Kedunguan Buzzer yang Kaitkan Isu Laut Natuna Utara dengan Taliban

- 20 September 2021, 09:37 WIB
Rocky Gerung Sindir Kedunguan Buzzer yang Kaitkan Isu Laut Natuna Utara dengan Taliban
Rocky Gerung Sindir Kedunguan Buzzer yang Kaitkan Isu Laut Natuna Utara dengan Taliban /Rocky Gerung/Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung menyindir kedunguan buzzer Istana yang mengaitkan isu Laut Natuna Utara dengan Taliban.

Rocky Gerung menilai buzzer seolah tak mengerti bahwa telah terjadi pergeseran paradigma Amerika Serikat tentang Taliban yang tak lagi dikaitkan dengan isu radikalisme karena tidak adanya arahan dari 'kakak pembina'.

"Itulah kedunguan buzzer sebetulnya yang nggak ngerti bahwa shifting paradigm-nya udah terjadi. Paradigma radikal udah selesai, karena itu Amerika Serikat bersiap untuk melakukan perimbangan kekuatan baru di kawasan. Tapi buzzer-buzzer ini nggak di-brief oleh 'kakak pembina' sehingga dia masih masuk dengan ide itu, Talibanisme," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 20 September 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Pertanyakan Sikap Diplomasi Indonesia terhadap AUKUS: Bebasnya ke Mana, Aktifnya ke Mana?

Rocky Gerung mengatakan, penyakit kedunguan yang diderita oleh buzzer disebabkan oleh masuknya asupan informasi dari Istana yang kerap dinilai menyesatkan.

Tak mengherankan jika Rocky Gerung menilai buzzer masih berkutat dengan isu Taliban yang sudah tak lagi dipersoalkan oleh Amerika Serikat, yang kini negara adidaya tersebut justru lebih concern terhadap isu Laut Natuna Utara.

"Jadi kedunguan buzzer ini tergantung pada suplai informasi dari Istana, dan informasi Istana gak nyampe ke buzzer. Jadi buzzer masih menggoreng isu Taliban, Amerika nanya 'Ngapain? Gw udah keluar dari situ nggak ada lagi istilah Taliban, gw lagi dihadapkan pada soal bahaya China di skala dunia dan baru di-contain di kawasan Asia Tenggara yang paling rentan'," ujarnya.

Rocky Gerung menilai, hal seperti itu semakin menunjukkan bahwa buzzer hanyalah sekelompok orang yang berbicara berdasarkan pesanan user yang membutuhkan tanpa adanya daya kritis, sementara user yang menggunakan jasa buzzer tersebut juga tak memiliki sikap tegas (dalam hal ini Istana).

"Bagian ini betul-betul menunjukkan buzzer ini betul-betul disuruh-suruh aja oleh penggunanya. Jadi bukan orang yang bisa berpikir, nah yang bisa berpikir justru nggak bisa ucapkan pikirannya karena juga nggak punya posisi," katanya.

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini

x