Menurut kesaksian, hak-hak perempuan Afghanistan dibatasi di bawah rezim Taliban, termasuk dalam hal pekerjaan.
“Awalnya kami mengizinkan mereka semua untuk hadir pada tugas mereka tepat waktu, tetapi kemudian Imarah Islam memutuskan perlu untuk beberapa waktu pekerjaan mereka harus berhenti,” tutur Hamdullah Nohmani.
Dari pernyataan yang disampaikan Hamdullah Nohmani telah membuat marah banyak wanita di seluruh dunia.
“Kemudian kami hanya mengizinkan perempuan yang kami butuhkan, maksud saya untuk pekerjaan yang tidak bisa dilakukan laki-laki, atau yang bukan pekerjaan laki-laki. Misalnya, ada toilet umum perempuan di pasar,” tutur Hamdullah Nohmani.
Tak hanya itu, Hamdullah Nohmani juga menghimbau para wanita untuk tetap di rumah.
Ia juga mengatakan bahwa pekerjaan yang biasa mereka lakukan akan digantikan oleh laki-laki.
Di hari yang sama dengan pengumuman Nohmani, Minggu kemarin, puluhan perempuan menggelar aksi unjuk rasa di jalan-jalan Kabul menuntut hak atas pendidikan dan partisipasi dalam pemerintahan.***