Ichsanuddin Noorsy juga menyoroti isu besar mengenai perubahan sistem perbankan dalam metaverse.
Dia menyebut, metaverse memiliki sistem perbankan sentral tersendiri yang akan menekan sistem perbankan yang sesungguhnya, dan berpotensi mengubah sistem mata uang dunia yang selama ini berlaku.
"Dengan metaverse, yang terjadi adalah central banking system itu yang menekan the real central banking. Apa artinya? Kan dia bilang melalui kekuasaan negara mereka. Dan itu berarti soal mata uang kan?," ujarnya.
Lebih lanjut, Ichsanuddin Noorsy juga menjelaskan bahwa setiap individu hanya dapat memasuki metaverse apabila di dalam tubuhnya telah teridentifikasi.
"Metaverse hanya bisa berjalan kalau di orang tadi ada pengidentifikasian. Ichsanuddin Noorsy hanya bisa ikut metaverse kalau dalam tubuhnya ada pengidentifikasian bahwa dia memang Ichsanuddin Noorsy, bukan hanya karena Anda pegang HP," katanya.
Ichsanuddin Noorsy menyimpulkan, proyek metaverse yang sedang dikembangkan saat ini merupakan proyek untuk membentuk sebuah pemerintahan global dalam satu komando.
"Di balik semua ini, akan ada satu pemerintahan yang terbatas sekali pengelolaannya secara global dengan pemerintahan di satu tempat, itu pada hakikatnya cuma perpanjangan tangan dari pemerintahan yang tinggi di atas itu," ujar dia.
Dia menambahkan, melalui metaverse pada akhirnya manusia akan digiring untuk tunduk pada sebuah pemerintahan global yang dia sebut sebagai 'Khilafah Materialism'.