Muncul di Tengah Rusia dan Ukraina Sedang Gencatan Senjata, Turki Sebut Ada Kesepakatan Soal Isu Kritis

- 21 Maret 2022, 10:00 WIB
Muncul di Tengah Rusia dan Ukraina Sedang Gencatan Senjata, Turki Sebut Ada Kesepakatan Soal Isu Kritis
Muncul di Tengah Rusia dan Ukraina Sedang Gencatan Senjata, Turki Sebut Ada Kesepakatan Soal Isu Kritis /Instagram @mevlutcavusoglu

KABAR BESUKI – Turki muncul di tengah momen Rusia dan Ukraina sedang gencatan senjata dan menyinggung soal kesepakatan tentang isu kritis.

Menteri luar negeri Turki mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu bahwa Rusia dan Ukraina mendekati kesepakatan tentang isu-isu ‘kritis’ dan dia berharap untuk gencatan senjata jika kedua belah pihak tidak mundur dari kemajuan yang dicapai sejauh ini.

Pasukan Rusia diketahui telah melakukan tindakan menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Baca Juga: Situasi Makin Mengerikan, Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik yang Mematikan ke Gudang Senjata Ukraina

Presiden Vladimir Putin menyebut tindakan Rusia sebagai ‘operasi khusus’ yang dimaksudkan untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membersihkannya dari apa yang dilihatnya sebagai nasionalis berbahaya.

Ukraina dan Barat mengatakan Vladimir Putin melancarkan perang pilihan yang agresif.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Dmytro Kuleba dari Ukraina bertemu di kota resor Turki Antalya awal bulan ini dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga hadir.

Baca Juga: Penghormatan Anak-Anak yang Tewas Akibat Serangan Rusia, Ratusan Kereta Bayi Dipajang di Pusat Kota Ukraina

Diskusi-diskusi tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.

Tetapi Mevlut Cavusoglu yang juga melakukan perjalanan ke Rusia dan Ukraina pekan lalu untuk melakukan pembicaraan dengan Lavrov dan Kuleba, mengatakan kepada harian Turki Hurriyet bahwa telah terjadi penyesuaian posisi kedua belah pihak pada pokok-pokok penting, pokok-pokok kritis.

"Kami dapat mengatakan kami berharap untuk gencatan senjata jika pihak tidak mengambil langkah mundur dari posisi saat ini," kata Mevlut Cavusoglu.

Baca Juga: Vladimir Putin Diisukan Bakal Menyerang Negara Lain dan Dianggap Sebagai Proyek Ambisius Presiden Rusia

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, mengatakan kedua pihak semakin dekat dalam empat masalah utama.

Dia mengutip permintaan Rusia agar Ukraina melepaskan ambisi untuk bergabung dengan NATO, demiliterisasi, apa yang disebut Rusia sebagai "de-nazifikasi", dan perlindungan bahasa Rusia di Ukraina.

Ukraina dan Barat telah menolak referensi Rusia untuk ‘neo-Nazi’ dalam kepemimpinan terpilih secara demokratis Ukraina sebagai propaganda tak berdasar, dan Ibrahim Kalin mengatakan referensi seperti itu ofensif ke Kyiv.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x