Network
KABAR BESUKI – Masjid Hagia Sophia Kembali dibuka kembali untuk melaksanakan sholat tarawih perdanya bagi jamaah muslim setelah 88 tahun. Terletak di kota Istanbul, Turki, yang dulu dikenal dengan Kota Konstantinopel.
Muhammad Al Fatih menjadi sang legenda yang menjadi pemeran utama penaklukan Kota Konstantinopel (Istanbul) dan Hagia Sophia.
Muhammad Sani (Panggilan kecilnya), diberi gelar Al Fatih karena kehebatan dalam menyusun taktik guna menaklukan Kota Istanbul yang merupakan Ibu Kota Kristen Timur.
Kota Konstantinopel dibangun pada tahun 330 M oleh Kaisar Bizantium (Konstantin 1). Inilah kota yang dijanjikan Rosulullah kelak akan ditaklukan oleh kaum muslimin.
Dalam Hadits Imam Ahmad Rosulullah SAW bersabda :
Baca Juga: Amien Rais Sebut Jokowi Idap Megalomania, Rocky Gerung: Dia Udah Menetap Jadi DNA dari Rezim Ini
“ Sungguh Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baik pemimpin adalah yang baik saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah perang saat itu,” [HR. Imam Ahmad]
Sejak Khalifah Umayyah Damaskus hingga ratusan tahun kemudian. Penaklukan demi penaklukan terjadi, namun gagal. Hingga datang masanya Muhammad Al Fatih memimpin pasukan.
Muhammad Al Fatih merupakan Sultan Utsmani dari Dinasti Ottoman Generasi ketujuh, yang merupakan kekhalifahan islam terakhir sebagai pemimpin yang berpusat di Turki.
Janji Rosulullah menjadi motivasi besar bagi Muhammad Al Fatih dalam mewujudkan penaklukan kota yang diduduki Kristen Yunani pada kala itu.
Dengan bimbingan dari ulama besar, Aaq Syamsuddin dan Muhammad Bin Ismail Al Kurani, Muhammad Al Fatih berhasil menghafal Al Qur'an dan menjadi seorang muslim yang taat agama pada umurnya yang masih 14 tahun.
Hingga pada saat menginjak umur 22 tahun, sang ayah memberikan kekuasaannya untuk menjadi Sultan Khalifah turki.
Memasuki umur 24 tahun, Muhammad Al Fatih berhasil membangun 200.000 pasukan yang dibekali pemenuhan rohani yang matang. Selain itu, ia juga membuat meriam terbesar dengan berat 100 ton dan 400 kapal perang.
Hal ini membuat Kaisar Bizantium gentar dan kewalahan dalam mencegah penyerangan. Berbagai upaya penyogokan atau suap harta benda dilakukan oleh Kaisar Bizantium pada Muhammad Al fatih. Namun ia menolak.
Hal ini menjadi teladan bagus, jika saja Muhammad Al Fatih mau menerim suap dari sang kaisar, maka tidak akan ada sejarah yang melegenda tentang penaklukan Kota Konstantinopel.
Baca Juga: Intip Moment V ‘BTS’ Bersama Olivia Rodrigo di Grammy Awards 2022, Bikin Fans Jealous
Pada tanggal 6 April 1453, Muhammad Al Fatih melakukan serangan hingga berminggu-minggu yang gencarkan baik melalui darat maupun lautan.
Muhammad Al Fatih menemukan taktik perang terbaik dengan memindahkan 70 kapal ke Perairan Tanduk Emas, yang merupakan titik terlemah dari pertahanan konstantinopel.
Hingga pada Senin, 28 Mei 1953, ia dan pasukannya melakukan puasa sunnah dan bertaqarrub kepada Allah dimalam hari, kemudian ia pergi ke tenda gurunya guna meminta restu untuk peperangan yang akan dilancarkan besok harinya.
Pada 29 Mei 1453, dengan segala kekuatan batin dan fisik pasukan Muhammad Al Fatih melakukan serangan hingga konstantinopel tak sanggup melawan. Akhirnya Konstantinopel jatuh ke tangan kaum muslimin.
Setelah perayaan kemenangan, ia memasuki Kota tersebut dan menuju ke Hagia Sophia, yang merupakan jantung kekuasaan Konstantinopel. Hagia Sophia berubah menjadi masjid dan dijadikan tempat sholat jumat pertama bagi kaum muslimin setelah kemenangan.
Baca Juga: Masjid Hagia Sophia Kembali Gelar Tarawih Perdana setelah 88 Tahun Tidak Digunakan
Muhammad Al Fatih menjadi pemimpin yang sholeh dan menjunjung toleransi, sehingga menciptakan perdamaian bagi Masyarakat Turki.
Nama Konstantinopel pun berubah menjadi Islambul (kota islam) yang sekarang dikenal dengan sebutan Istanbul.***
