Sebelumnya, Samagi Jana Balawegaya (SJB), aliansi oposisi utama Sri Lanka, mengecam pemadaman media sosial yang bertujuan untuk memadamkan demonstrasi publik yang semakin intensif dan mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah untuk mengundurkan diri.
Pasukan bersenjatakan senapan bergerak untuk menghentikan protes oleh anggota parlemen oposisi dan ratusan pendukung mereka yang berusaha berbaris di Lapangan Kemerdekaan ibukota.
Jalan itu dibarikade beberapa ratus meter dari rumah pemimpin oposisi Sajith Premadasa, dan massa yang terlibat dalam ketegangan dengan pasukan keamanan selama hampir dua jam sebelum bubar dengan damai.
Baca Juga: Amalan di Waktu Sahur Rezeki Hingga Jodoh Dijamin Langsung Mendekat, Kata Syekh Ali Jaber
Eran Wickramaratne, anggota parlemen SLB lainnya, mengutuk keadaan deklarasi darurat dan kehadiran pasukan di jalan-jalan kota.
“Kami tidak bisa membiarkan pengambilan militer,”katanya.
“Mereka harus tahu kita masih berdemokrasi,” tambahnya.
Pemadaman Media Sosial
Penyedia layanan internet diperintahkan untuk memblokir akses ke Facebook, WhatsApp, Twitter, dan beberapa platform media sosial lainnya, tetapi pemadaman tidak menghalangi beberapa demonstrasi kecil di tempat lain di Sri Lanka.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa di pusat kota Peradeniya, meskipun protes di bagian lain negara itu berakhir tanpa insiden.