KABAR BESUKI - Setelah selamat dari Perang Dunia Kedua dan jatuhnya Uni Soviet, diantara peristiwa seismik lainnya, Zinaida Makishaiva sekarang harus berterimakasih kepada ayam-ayamnya karena telah bertahan bersamanya.
Wanita berusia 82 tahun itu tidak terlalu terkejut ketika tank Rusia pertama kali muncul pada awal Maret di Borodyanka, barat laut Ibukota Ukraina, Kyiv, tetapi kemudian rudal Grad menghantam rumahnya dan menghancurkan kandang ayamnya.
Seorang tetangga sebelahnya tewas oleh penembakan, dan kemudian pasukan Rusia mulai berkunjung setiap hari.
“Ketakutan tidak sepenuhnya menggambarkan bagaimana perasaan saya, saya merasa mati dan ini tidak masuk akal, saya tidak punya waktu untuk membawa kayu karena penembakan, begitulah cara mereka menghancurkan semua rumah-rumah, yang saya tahu adalah satu rudal, tidak ada rumah,” kata Makishaiva, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di kota pelabuhan Odessa Laut Hitam, Ukraina.
“Pintu-pintunya meledak, saya mengambil ayam-ayam itu karena saya butuh sesuatu untuk dimakan, saya tidak punya apa-apa untuk dimakan kecuali kentang, hanya itu. Tidak ada air, tidak ada gas, tidak ada apa-apa,” sambungnya.
Pasukan Rusia datang dalam tiga gelombang, katanya, yang pertama adalah paling kejam.
Suatu hari beberapa tentara masuk rumahnya, menuntut agar dia tinggal di ruang bawah tanah.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut Bahan Bakar Dijatah, Hingga Pemerintah Ngemis Bantuan untuk Sumbang Devisa
“Masuk ke ruang bawah tanah, dasar jalang tua!” kata tentara Rusia dilansir Kabar Besuki dari Reuters.
“Saya mengatakan kepada mereka, bunuh saya, saya tidak akan pergi,” kata Makishaiva.
Ketika makanan langka, dia masih memiliki telur yang berasal dari ayamnya sendiri.
Keluarganya jauh, karena satu putra dan tiga cucunya tinggal di berbagai bagian negara.
Tiga puluh hari, malam tanpa tidur sekarang menjadi masa lalu, dengan bantuan ramuan valerian.
“Apa yang Tuhan putuskan pasti akan terjadi, saya telah melalui dua perang dan sekarang ini, saya berdoa agar ini berlalu dan pertempuran tidak akan kembali lagi,” kata Makishaiva.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi tetangga selatannya.
Kyiv dan pendukung Baratnya mengatakan ini adalah dalih untuk tindakan agresi yang tidak beralasan.
Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras terhadap invasi dan Barat telah memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Rusia.***