Lebih dari 500 Tahanan Rohingya Melarikan Diri dari Pusat Penahanan Penang, 6 Meninggal Saat Larikan Diri

- 21 April 2022, 10:47 WIB
Ilustrasi Muslim Rohingya kabur dari pusat penahanan Penang, Malaysia/Twitter/@ReutersAsia
Ilustrasi Muslim Rohingya kabur dari pusat penahanan Penang, Malaysia/Twitter/@ReutersAsia /

Insiden itu pasti akan memperbarui fokus pada kondisi kamp-kamp penahanan di Malaysia dan juga perlakuan terhadap para migran yang ditempatkan di sana. 

Perlakuan Malaysia terhadap para migran, termasuk di kamp-kamp penahanan, menjadi subjek film dokumenter Al Jazeera yang kontroversial pada tahun 2020. Pihak berwenang bereaksi keras terhadap kritik dalam film dokumenter tersebut, dengan mengusir seorang pekerja imigran Bangladesh yang ditampilkan dalam film dokumenter yang mengkritik otoritas Malaysia. 

Tahun lalu, aktivis Malaysia Heidy Quah, yang bekerja dengan pengungsi, didakwa dengan tuduhan "menghina orang lain" setelah dia mengkritik kondisi di kamp-kamp penahanan.

Banyak dari tahanan Rohingya dipindahkan ke kamp tersebut kurang dari setahun yang lalu, dari sebuah kamp imigrasi di pulau Langkawi. Mr Khairul tahun lalu mengatakan bahwa pemindahan itu dilakukan karena logistik makanan yang tidak memadai untuk para tahanan di kamp Langkawi. 

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia per 20 April 2022, Kasus positif 741 Orang dalam Sehari

Langkawi adalah salah satu pintu masuk utama bagi pengungsi Rohingya yang mencoba memasuki Malaysia saat melarikan diri dari kekerasan komunal di Myanmar. 

Malaysia, yang tidak secara resmi mengakui pengungsi, menganggap mereka sebagai imigran ilegal, meskipun beberapa yang membawa kartu Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi diizinkan untuk tinggal di negara itu.***

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: The Straits Times


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x