Tanda Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar, Quraish Shihab: Ini Berhubungan dengan Gejala Malaikat atau Setan

- 13 April 2022, 18:11 WIB
Ilustrasi Malam yang lebih hebat dari malam seribu bulan
Ilustrasi Malam yang lebih hebat dari malam seribu bulan /Pixabay / Zaid ali.

KABAR BESUKI - Lailatul Qadar adalah malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan.

Secara khusus, Lailatul Qadar biasanya terjadi pada malam-malam ganjil pada bulan Ramadhan.

Dilansir Kabar Besuki melalui YouTube Najwa Shihab, dengan narasumber Quraish Shihab, menjelaskan bahwa di dalam bulan suci Ramadhan ada beberapa ciri orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Baca Juga: Baca Niat Puasa Lebih Baik Dianjurkan Saat Usai Sahur Atau Malam Hari? Begini Penjelasan Buya Yahya

Najwa Shihab bertanya kepada Quraish Shihab yang tidak lain adalah ayahnya sendiri tentang indikator dalam bertemu Lailatul Qadar.

“Apa sih Abi indikator kita bertemu Lailatul Qadar?” tanya Najwa.

Selanjutnya Quraish Shihab menjawab pertanyaan dari putrinya itu dan menjelaskan terlebih dahulu tentang arti dari Lailatul Qadar.

“Iya, Abi mau terangkan dulu apa sih Lailatul Qadar? Laila itu malam,  Qadar itu ada tiga artinya dari segi bahasa, semua bisa menggambarkan Lailatul Qadar,” tutur Shihab.

Mantan Menteri Agama itu melanjutkan kembali penjelasannya bahwa, arti pertama Qadar yaitu hari dimana turunya kitab suci Al-Qur’an.

“Yang pertama Qadar artinya penentuan, di malam ini Allah menentukan banyak hal, salah satunya yang paling ditentukannya pada malam inilah, seperti malam itulah turun Al-Qur’an bisa juga yang berkaitan dengan kehidupan manusia,” lanjut Quraish.

Baca Juga: Jadwal Imsyakiyah dan Sholat Wilayah Banyuwangi 13-15 April 2022 atau 11-13 Ramadhan 1443 H, Cek Sekarang!

Menurut Quraish Shihab pengertian yang kedua Qadar adalah mulia, dan kemuliaan tidak dapat dilukiskan, Allah hanya menyebutkan bahwa malam itu adalah malam yang lebih hebat dari malam seribu bulan.

Alumni Al-Azhar Cairo itu kembali menjelaskan arti ketiga Qadar adalah sempit karena terlalu banyaknya malaikat yang turun sehingga membuat bumi ini sempit.

“Yang ketiga, sempit, ini malam sempit, kenapa sempit? karena terlalu banyak malaikat yang turun ke bumi, sehingga sempit itu maknanya,” tegas Shihab.

Quraish Shihab menjelaskan secara rinci kalau membahas tentang malam Lailatul Qadar gunakan Al-Qur’an sebagai rujukan, karena AL-Qur’an itu tidak bisa berbohong atau dibohongi.

“Sekarang mari kita lihat kalau kita mau cara tentang Lailatul Qadar, kita tidak bisa menggunakan akal dalam menentukan ini atau tidak, karena akal kita tidak mampu untuk menjangkau seluruh hakikatnya, itu sebabnya dalam Al-Qur’an ketika Allah berbicara Inna anzalnaahu fii lailatil-Qadr, dinyatakan Wa maa adraaka maa Lailatul-Qadr, apa yang menjadikan engkau tahu tentang Lailatul Qadar, kamu tidak bisa tahu. Semua kata Wa maa adraka itu menggambarkan bahwa manusia itu tidak mampu menjangkaunya. Karena itu, kalau mau bicara Lailatul Qadar rujuk kepada Al-Qur’an atau kepada penjelasan nabi, karena tidak bisa di akal-akalin,” jelas Quraish Shihab secara detail.

Baca Juga: Didesak Mahasiswa UI Buka Big Data Penundaan Pemilu, Luhut Menolak: Anda Tidak Berhak Tuntut Saya

Menurutnya ada beberapa indikator yang bisa ditarik dari Al-Qur’an, didalam Lailatul Qadar hanya ada dua hal yang disebut Tuhan.

“Tanazzalul malaaikatu warruuhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr, baru Salaamun hiya hatta mathla’il fajr, malaikat turun dan ada rasa damai,” terang Abi Quraish.

Suami dari Fatmawati Assegaf ini menjelaskan bahwa, pada malam itu malaikat Jibril turun. 

“Iya, malaikat turun, kita tidak tahu bagaimana kalau kita katalam dan itu malaikat Jibril turun. Malaikat Jibril di dalam riwayat punya lima ratus sayap, ya toh, satu saja dibentangak sudah ini, jadi kita tidak tahu persis itu. Hanya kita bisa tahu bahwa salah satu fungsi malaikat itu menguatkan jiwa manusia, fungsinya itu mendorong orang pada kebaikan,” kata Abi Quraish.

Mantan Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang ini menjelaskan bahwa, Setan dan Malaikat mempunyai gejala yang berbeda.

Baca Juga: Jadwal Sholat Ramadhan 12 April 2022: Wilayah Padang Sidempuan, Sabang, Bukit Tinggi dan Pekan Baru

“Mau tahu gejalanya Malaikat atau Setan? Kalau menemukan sesuatu di jalan hati kecil berkata, “kasihan yang punya ini hilang, nanti saya ambil dan saya serahkan kepada yang punya, saya cari yang punya,” siapa yang suruh itu? Malaikat. Kalau di hati anda berkata “wah ini mumpung tidak ada orang yang lihat,” dia ambil tas itu, siapa? Setan, itu fungsi Malaikat,” perjelas Quraish.

Mantan Politikus itu kembali menjelaskan indikator pertama orang yang pernah bertemu dengan malam Lailatul Qadar adalah kebaikan.

“Menetapkan dan mendorong pada kebaikan menjadi indikator pertama, orang yang pernah bertemu dengan Lailatul Qadar, pasti dari saat ke saat meningkat kebaikannya, kalau masih itu-itu aja, apalagi tidak mungkin, Itu indikator,” kata Abi Shihab.

Mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia menjelaskan bahwa indikator yang kedua orang yang pernah bertemu malam Lailatul Qadar adalah merasa damai.

Baca Juga: Jadwal Sholat Ramadhan Selasa 12 April 2022: Wilayah Tanjung Pinang, Batam, Jambi, dan Bengkulu

“Yang kedua apa? Salaamun hiya hatta mathla'il fajr, damai, yang pertama dia harus damai dengan dirinya, tidak menggerutu, “rezeki saya kok cuma sekian?” Dia berusaha sekuat tenaga apa hasilnya dia terima. damai kepada orang lain, dan damai itu ada pasif dan aktif, tidak mengganggu orang lain itu sudah damai namanya. Kalau mau memberi? itu damai pasif. Orang yang bertemu Lailatul Qadar pasti hatinya damai dengan dirinya dan damai  dengan orang lain, kedamaian itu berlanjut,” terang Quraish Shihab.

Abi Quraish kembali meneruskan bahwa kedamaian yang sesungguhnya itu adalah surga, Darussalam.

“Kalau ayat itu berkata, 'sampai terbitnya fajar sampai esok hari,' kata ulama, tidak, sampai terbit hidupnya yang baru di akhirat, setelah dia meninggal dia hidup lagi, itu fajar hidupnya yang baru, dan kalau dalam fajar hidupnya yang baru dia damai, maka tempatnya adalah Darussalam, negeri yang penuh kedamaian, negeri yang penuh kedamaian itu surga, di surga damai tidak ada gangguan, tidak ada duri, tidak ada tidur, begitu anda mau, dia datang, semua bagaikan remote control, damai, duduk berhadapan. Nah kalau ditanyakan apa indikatornya? Itu tadi, terus meningkat kebaikannya dan mewujudkan kedamaian untuk dirinya dan orang lain,” tutup Shihab.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Terkait

Terkini