3 Alasan Tayangan Olahraga Relatif Jarang Mendatangkan Profit Meski Berpotensi Meraup Rating Tinggi

- 12 Juli 2022, 13:20 WIB
3 Alasan Tayangan Olahraga Relatif Jarang Mendatangkan Profit Meski Berpotensi Meraup Rating Tinggi.
3 Alasan Tayangan Olahraga Relatif Jarang Mendatangkan Profit Meski Berpotensi Meraup Rating Tinggi. /Ilustrasi/ibc.org

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Beberapa Pertimbangan Stasiun TV Dalam Membeli Hak Siar Sepakbola

3. Banyaknya Restriction dari Penyelenggara atau Distributor

Dalam kasus beberapa tayangan olahraga seperti Piala Dunia, Euro, Liga Champions, dan Olimpiade, penyelenggara atau distributor mencantumkan batasan atau restriction kepada setiap pemegang hak siar.

Pemegang hak siar tayangan olahraga seperti Piala Dunia, Euro, atau Liga Champions tidak diperbolehkan untuk menayangkan iklan dalam bentuk running text, super impose, atau squeeze frame di tengah pertandingan selain dari official sponsor.

Bahkan, stasiun televisi juga tidak diperbolehkan menampilkan placement dari produk yang bukan merupakan official sponsor dalam studio dengan menggunakan latar belakang logo maupun atribut dari ajang olahraga yang bersangkutan, karena hal tersebut dianggap sebagai 'ambush marketing' yang dilarang.

Sebaliknya, setiap broadcaster justru diharuskan untuk menayangkan official sponsor dari ajang yang disiarkannya secara cuma-cuma pada saat intro, outro, dan peralihan (break bumper) dari sesi live studio menuju commercial break maupun sebaliknya (menyesuaikan dalam klausul kontrak).

Sebagai contoh, setiap pemegang hak siar Liga Champions diharuskan untuk menayangkan iklan dari official sponsor yang bekerja sama langsung dengan UEFA secara cuma-cuma berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam klausul kontrak.

Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut berpotensi membuat broadcaster memperoleh sanksi mulai dari teguran hingga pencabutan hak siar, karena penyelenggara seperti FIFA dan UEFA beserta distributornya memiliki tim detektif atau intelijen yang tersebar di setiap negara yang menyiarkan.

Untuk menyiasatinya, stasiun televisi membuat program pre-match dan post-match dengan titel berbeda seperti Football Focus (RCTI), Soccer Center (SCTV), dan lain sebagainya agar tetap dapat melayani kepentingan pengiklan tanpa melanggar aturan demi menekan kerugian jika tak bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan.***

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini