Asal Mula Kata 'Jancuk' yang Terkenal di Jawa Timur Sebagai Kata Kasar, Ini Sejarahnya

- 28 Juli 2021, 19:41 WIB
Asal Mula Kata 'Jancuk' yang Terkenal di Jawa Timur Sebagai Kata Kasar, Ini Sejarahnya
Asal Mula Kata 'Jancuk' yang Terkenal di Jawa Timur Sebagai Kata Kasar, Ini Sejarahnya /Pixabay/StockSnap

KABAR BESUKI - Kata kasar atau kata tidak sopan disetiap daerah berbeda-beda, disesuakan dengan bahasa daerah masing-masing tempat.

Tak jarang kata tersebut dikeluarkan ketika seseorang merasa jengkel dengan keadaan atau sesuatu.
 
Nah untuk kali ini kami akan membahas kata jancuk atau orang Jawa Timur khususnya di Surabaya biasa disebut jancok.
 
Kata tersebut merupakan kata kasar yang diungkapkan seseorang jika merasa jengkel. Namun ternyata awal mula adanya kata tersebut berasal dari sebuah Tank.
 
Kata tersebut biasa diucap sebagai salah satu padanan dari bahasa umpatan layaknya kata kasar lain seperti goblok, anjay, bangsat, dsb. Namun sering juga digunakan sebagai tanda keakraban atau kedekatan antar sesama teman.
 
Meski tergolong kata kasar dan sering dijadikan umpatan, nyatanya kata jancuk juga bisa digunakan untuk menunjukkan kedekatan antara si penutur dengan lawan bicaranya. 
 
Bahkan, kata ini bisa memiliki makna yang netral-netral aja seperti ungkapan, “Piye, Cuk, kabarmu?”
 
Kata ini juga bisa bermakna positif, seperti, “Jancuk, aku enthuk hadiah, cuuk.” Atau bisa dimaknai, “Syukurlah, aku dapat hadiah.”
 
Namun ada keterangan yang berpendapat bahwa kata jancuk kemungkinan besar berasal dari kata ancuk yang artinya bersenggama atau bersetubuh. 
 
Kata ancuk dengan arti bersenggama telah direkam dalam kamus Bausastra Jawa 1939 oleh Purwadarminta.
 
Namun untuk kali ini kita akan membahas tentang jancuk yang berasal dari nama sebuah Tank.
 
Sejarah kata jancuk disebut erat kaitannya dengan nama pelukis Belanda yang uniknya tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia.
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari Instagram @beritadunia_, pelukis Belanda yang satu ini bernama Jan Cox dan sedang berada di masa-masa ketenarannya. 
 
Kala itu, pasukan Belanda di Surabaya datang untuk melucuti tentara Jepang dengan mengendari tank. Salah satu tank yang mereka memiliki bertuliskan “Jan Cox”.
 
Akibat nama Jan Cox tadi, prajurit Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Surabaya pun mulai mengidentifikasi tank musuh dengan nama Jan Cox itu sendiri. 
 
Jadi, setiap kali tank Belanda datang, mereka akan berseru, “Jan Cox! Jan Cox!” sebagai tanda peringatan bahaya.
 
Kebiasaan menuliskan nama seseorang atau sesuatu di badan tank, pesawat, maupun bom, konon sering dilakukan para tentara  semasa Perang Dunia II. 
 
Banyak orang memprediksikan bahwa awak operator tank M3 A3 Stuart ini sangat menyukai pelukis Jan Cox, sampai rela mengukir namanya di badan tank tadi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Instagram @beritaudunia


Tags

Terkini

x