KABAR BESUKI – Dokter Tirta ikut mengomentari soal ide ‘ngawur’ Ketua KPI yang bolehkan Saipul Jamil sebagai pelaku kejahatan seksual untuk tampil di TV.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio memberikan jawaban gamblang soal Saipul Jamil boleh tampil di layar untuk konten pendidikan.
Soal pernyataan Ketua KPI Agung Suprio yang mengizinkan Saipul Jamil tampil di televisi untuk konten edukasi, akhirnya ditanggapi oleh dokter sekaligus influencer, dokter Tirta.
Baca Juga: Saipul Jamil Buka Suara Bahwa Tidak Perdulikan Heaters, Saipul: Cuman Saya Orangnya Masa Bodo
Pria dengan nama lengkap Tirta Mandira Hudhi tersebut kemudian menyarankan agar Agung Suprio menangani kasus pelecehan yang terjadi di internal lembaga KPI.
“Sebagai seorang bapak 2 anak, saya tidak setuju, seseorang yg dipenjara karena pencabulan di bawah umur dan stelah bebas dijadikan agen edukasi bahaya "pencabulan anak dibawah umur" itu ide yg sangat luar biasa ngawur. Daripada sibuk klarifikasi pribadi , dan malah blunder sana sini, lebh baik anda @agung_suprio mengurus @kpipusat dan investigasi mengenai kasus yg terjadi di dalam lembaga anda. Buat pansus di dalam lembaga yg anda pimpin. Jika tidak terbukti, baru klarifikasi. Jika terbukti salah, proses secara hukum,” tulis dokter Tirta.
Baca Juga: Berhasil Turun 25kg, Ivan Gunawan Pakai Uang Rp500 Juta dari Deddy Corbuzier untuk Bangun Masjid
Sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Instagram @dr.tirta, dokter Tirta juga mengatakan bahwa pembahasan Ketua KPI di Podcast Deddy Corbuzier terkesan ‘sok’.
“Bahasan anda di podcast, itu sok iye banget kan, jadi kami menunggu anda. Apakah gagah di podcast doang, atau gagah berani beneran,” tulis dokter Tirta.
Sebelumnya, Agung Suprio menjelaskan bahwa dirinya dan tim KPI memutuskan untuk tidak mengizinkan Saipul Jamil tampil di layar konten hiburan.
Ketua KPI juga mengatakan Saipul Jamil tidak diperbolehkan tampil di layar kecil untuk konten hiburan.
Namun, ia berubah pikiran dan malah Saipul Jamil diperbolehkan tampil di televisi dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas.
Hal tersebut yang membuat banyak masyarakat Indonesia merasa geram dengan sikap Ketua KPI yang memberikan ruang kepada pelaku kejahatan seksual.***