Meskipun dikenal sebagai anak yang cerdas, Malcolm keluar dari sekolah dan mulai mengedarkan narkoba hingga akhirnya ia dipenjara selama enam setengah tahun ketika ia berusia 21 tahun.
Waktunya di penjaralah yang menjadi awal kebangkitan Malcolm X sebagai pejuang hak kulit hitam di AS.
Baca Juga: Cek Sekarang! Harga Emas Sedikit Naik Minggu, 21 Februari 2021 di Pegadaian, Emas Antam, dan UBS
Saat di penjara ia bertemu dengan Elijah Muhammad, pemimpin dari Nation of Islam yang merupakan sebuah grup berisi nasionalis kulit hitam yang menyebut bahwa orang kulit putih sebagai iblis.
Disinilah ia meninggalkan nama keluarganya "Little" dan mengubahnya menjadi Malcolm X sebagai simbol penolakannya terhadap nama "budak"nya.
Setelah keluar dari penjara ia menjadi imam dari Mosque No. 7 di Harlem. Berkat kemampuan pidatonya, Malcolm X dapat membawa pengikut baru Nation of Islam dan memiliki banyak pengagum salah satunya adalah Muhammad Ali.
Di awal waktunya ia menjadi pembicara Nation of Islam, Malcolm X menerapkan beberapa ajaran yang mengandung kekerasan dan kebencian pada kaum kulit putih.
Ia sering menggunakan kalimat "dengan segala cara", merujuk pada keinginannya untuk melawan kaum supremasi kulit putih.
Paham yang ia ajarkan tidak senada dengan pandangan Martin Luther King Jr. yang menginginkan agar baik kulit putih dan kulit hitam bisa hidup saling berdampingan dalam damai.