Malcolm X, Aktivis HAM Islam Kulit Hitam di Amerika yang Terbunuh Pada 21 Februari 1965

- 21 Februari 2021, 11:39 WIB
Malcolm X
Malcolm X /ethics.org.au

Baca Juga: Hasil NBA: Terry Rozier Hancurkan Harapan Golden State Warriors dengan Tembakan Penentu Kemenangan

Dalam autobiografinya, Malcolm X menolak pandangan dari Martin Luther King Jr dengan mengatakan "Siapa yang pernah mendengar tentang revolusionis marah yang dengan selaras mengatakan "Kita akan melewatinya" sambil berpegangan tangan dengan orang yang membuatnya memulai gerakan revolusi?"

Beberapa tahun setelah menjadi aktivis Nation of Islam, Malcolm meninggalkan organisasi tersebut karena sudah tidak sepaham lagi dengan pemimpinnya, Elijah setelah ia diskors karena pernyataannya mengenai pembunuhan Presiden John F. Kennedy.

Baca Juga: Akun Instagram Valentino ‘Jebreeet’ Simanjuntak Banjir Roasting dari Netizen, Ada Apa?

Beberapa bulan kemudian ia melakukan ziarah ke kota Mekah dan mendapat pencerahan baru bahwa kebencian dapat mengaburkan pengelihatan manusia serta mengubah namanya menjadi El-Hajj Malik El-Shabazz.

Sekembalinya dari Mekah, ia membentuk kelompok Organization of Afro-American Unity yang percaya bahwa rasisme adalah musuh utama keadilan, bukan ras seseorang.

Pada apel kelompok barunya ini Malcolm X tewas terbunuh oleh 3 orang anggota muslim kulit hitam pada 21 Februari 1965 di kota New York.

Baca Juga: Hebat! Taklukkan Tuan Rumah Valladolid 0-1, Real Madrid Tempel Ketat Rival Sekota

Malcolm yakin bahwa namanya akan membawa perubahan besar ketika ia mati daripada saat dia hidup.

Karena alasan inilah ia membuat buku autobiografinya sendiri yang bernama “The Autobiography of Malcolm X”

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: History


Tags

Terkini

x