Ustadz Felix Siauw Angkat Bicara Mengenai Tudingan Sebagai Tokoh Radikal: Selama Ini Kalian ke Mana?

- 17 Mei 2021, 07:44 WIB
Ustadz Felix Siauw
Ustadz Felix Siauw /Instagram.com/@felixsiauw

KABAR BESUKI - Ustadz Felix Siauw akhirnya angkat bicara mengenai tudingan sebagai tokoh radikal yang mengarah kepada dirinya dalam sebuah podcast di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Dalam video yang diunggah kanal YouTube tersebut pada Jumat, 14 Mei 2021, pendakwah berdarah Tionghoa itu mengungkapkan sosok dirinya yang merupakan minoritas dari etnis minoritas di Indonesia.

"Alhamdulillah, jadi memang kalau dari segi yang tadi sudah disampaikan sama Bang Karni ya, saya tuh sebenernya kan minoritas yang lebih minoritas lagi. Sudahlah Chinese, lalu kemudian di dalam Chinese itu minoritas lagi karena saya Muslim," kata Ustadz Felix Siauw sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat, 14 Mei 2021 lalu.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Latar Belakang di Balik Konflik Israel dan Palestina: Ada Perdagangan Senjata

Dia menyebutkan, kontroversi tersebut memang bermula karena dirinya beberapa kali diundang menjadi narasumber dalam program Indonesia Lawyers Club yang dipandu oleh Karni Ilyas di stasiun televisi berita tvOne beberapa tahun yang lalu.

"Alhamdulillah memang tadi ya kalau misal kita melihat ke belakang, sebenarnya kan kalau kontroversinya juga karena acaranya Bang Karni ya waktu beberapa tahun yang lewat ya," ujar dia.

Felix juga mengatakan, sebuah riset dari UIN Syarif Hidayatullah yang diterbitkan pada tahun 2017 lalu memasukkan namanya sebagai salah satu penceramah paling radikal. Akan tetapi, hal tersebut tak menyurutkan semangatnya dalam berdakwah.

"Alhamdulillah terus tetep kita berdakwah, tetep melanjutkan apapun yang harus dilakukan, dan betul tadi ada 2017 itu ada sebuah studi gitu dari UIN Syarif Hidayatullah, salah satu lembaganya lalu saya ditaruh nomor dua paling radikal," kata dia.

Baca Juga: Upaya Jokowi Terhadap Palestina Dinilai Sia-sia Karena Tak Punya Suara, Rocky Gerung: Itu Kelemahan Indonesia

Dia juga menjelaskan, sepanjang tugas ataupun amanah yang diembannya tetap dilakukan, hal tersebut merupakan hal positif yang harus dilanjutkan.

"Tapi bagi saya secara pribadi, selama kita masih bisa melanjutkan atau melaksanakan tugas kita, amanah kita yaitu adalah dakwah, ya itu sesuatu yang sangat baik sih saya pikir," ujar pria kelahiran Palembang, 31 Januari 1984 itu.

Pria yang sukses sebagai penulis buku "Udah Putusin Aja!" tersebut mengaku perlu meluruskan pemahaman di tengah masyarakat yang saat ini cenderung terpolarisasi menjadi dua kelompok, seolah-olah masyarakat dipaksa harus memilih salah satu dari keduanya.

"Nah itu dia yang penting ya, karena kita perlu untuk melakukan sebuah pelurusan. Karena, narasi yang sekarang lagi dikembangkan kan narasi perpecahan yang seolah-olah harus memilih di antara dua, jadi polarisasi. Seolah-olah kita harus memilih kalau kamu itu Indonesia, kamu berarti gak boleh religius. Dan kalau kamu mau religius kamu gak boleh Indonesia kan gitu," kata Felix.

Baca Juga: Sekretaris Jenderal PBB Sebut Konflik antara Israel dan Palestina Sangat Mencekam dan Harus Segera Diakhiri

Felix Siauw mengatakan, sesungguhnya agama Islam sangat mengajarkan toleransi kepada siapapun bahkan terhadap orang yang tidak memiliki agama sekalipun. Akan tetapi, dia menyayangkan terhadap narasi-narasi yang mempertentangkan antara Islam dan toleransi dalam beberapa tahun terakhir.

"Ketika seseorang itu berada dalam Islam, sebenernya dia sudah include di dalamnya toleransi itu. Dan di dalam Islam itu sangat fleksibel sekali, sangat memberikan ruang bagi toleransi termasuk kepada orang yang beragama lain bahkan kepada yang tidak beragama sekalipun karena mereka masih manusia," ujar dia.

"Dan kalau kita lihat, kalau misalnya kita mau lebih agak susah lagi Bang Karni, kita bisa lihat bahwa kapan sih muncul slogan-slogan tentang hal-hal kayak gini, tentang hate speech, tentang intoleransi sebagai masalah baru bangsa, tentang misalnya radikalisme sebagai masalah bangsa, ekstrimisme ini kan adalah sebuah narasi yang baru dikembangkan dari tahun 2014 ya kalau saya lihat," kata salah satu aktivis dalam komunitas dakwah Yuk Ngaji itu.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 33 Orang Warga Palestina, Roket Ditembakkan dari Gaza

Dia menceritakan pengalaman berdakwahnya sejak pertama kali memutuskan masuk Islam pada tahun 2002 silam.

Akan tetapi, dia baru merasa dirinya disebut-sebut sebagai tokoh radikal sejak akhir tahun 2016, bersamaan dengan isu penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Pertama kali ketika saya disampaikan radikal, saya masih inget banget itu tahun 2017 akhir. Lalu 2018 itu semakin umum orang-orang bilang 'Wah Felix Siauw radikal' dan seterusnya," katanya.

"Saya bilang gini, 'Saya tuh dakwah ketika saya masuk Islam dari tahun 2002. 2002 saya berdakwah, lalu sampai tahun 2016 tuh nggak ada yang bilang saya radikal. Baru tahun 2016, 2017, 2018 rame banget bilang Felix Siauw radikal. Lalu selama ini kalian ke mana?'," ujar dia.

Baca Juga: Beginilah 'Kunci' Indonesia dalam Upaya Meredam Situasi Panas di Palestina dan Menghentikan Serangan Israel

Terakhir, Ustadz Felix Siauw menerima kenang-kenangan berupa buku biografi Karni Ilyas sekaligus menyampaikan pesan penutup dalam podcast tersebut.

Dia juga mengatakan kepada Karni Ilyas selaku pembawa acara bahwa profesinya sebagai jurnalis merupakan tujuan hidupnya.

"Berarti ini tujuan hidup ya," tutur Felix.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Terkini

x