Badan Geologi Kementerian ESDM Sebut Sumber Daya Batu Bara Indonesia Mencapai Angka 143,73 Miliar Ton

25 Maret 2021, 14:55 WIB
Foto: Ilustrasi Penambangan Batu Bara. /Rizqi A//PIXABAY/stafichukanatoly

KABAR BESUKI – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa total sumber daya batu bara yang tersedia di wilayah Indonesia mencapai angka 143,73 miliar ton hingga tahun 2020 lalu.

Dari angka 143,73 miliar ton tersebut, terdapat cadangan batu bara yang tersebar di seluruh penjuru tanah air sejumlah 38,81 miliar ton.

“Indonesia punya kekayaan batu bara yang sangat besar. Hasil penelitian Badan Geologi tahun 2020 mencatat sumber daya batu bara sebanyak 143,73 miliar ton dengan cadangan 38,81 miliar ton,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam sebuah diskusi sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA.

Baca Juga: [Cek Fakta] Parfum Garuda Indonesia Dijual Bebas, dan ‘Stok Terbatas’

Baca Juga: Warga Depok Kini Bisa Lakukan Vaksinasi Via Drive-Thru, Simak Alurnya Berikut Ini

Baca Juga: Viral! Video Pengunjung Pantai Sanur Bali Diusir Security Hotel, Ini Kronologisnya!

Sebanyak 90 persen cadangan batu bara di Indonesia memiliki kalori dengan kadar sedang dan rendah untuk kebutuhan sumber energi ketenagalistrikan, smelter, produksi semen, pupuk, dan hingga untuk produksi kertas.

Sementara itu, tingkat konsumsi batu bara domestik (domestic market obligation) tercatat sebesar 121,89 juta ton, dengan proporsi terbanyak berasal dari penggunaan untuk suplai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Eko juga menyebutkan, mayoritas pembangkit listrik di wilayah Indonesia (sebanyak lebih dari 50 persen) menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama generator.

Dengan kata lain, PLTU merupakan pembangkit listrik dengan jumlah terbesar di Indonesia dibandingkan pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi lainnya.

Di Indonesia tercatat ada sejumlah 237 PLTU yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama, dengan rincian 31 persen terletak di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, kemudian Sumatera sebesar 25 persen, Sulawesi 17 persen, Maluku 2 persen, dan Papua sebanyak 1 persen.

Total kapasitas daya listrik yang terpasang di PLTU seluruh Indonesia tercatat sebesar 34,6 gigawatt dengan tingkat pemakaian batu bara sebesar 98,9 juta ton dengan potensi fly ash dan bottom ash (FABA) sebanyak 9,89 juta ton.

Banyaknya jumlah PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia menimbulkan berbagai isu negatif terutama berkaitan dengan lingkungan hidup.

Sebab, pemanfaatan batu bara oleh PLTU disebut-sebut menghasilkan emisi karbondioksida yang dapat memicu terjadinya peningkatan suhu bumi bahkan pemanasan global.

Baca Juga: Tidak Pandang Bulu, Ditlantas Polda Metro Siap Tindak Tegas Pelanggaran Kendaraan dengan Plat RF

Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Kasus Penipuan Rekrutmen Pegawai BUMN, Kabid Humas: Ada Laporan Langsung dari BNI

Baca Juga: Bagaimana Caramu Memegang Smartphone? dan Caramu Memegangnya Merupakan Cerminan Kepribadian

“Akibat isu lingkungan inilah industri batu bara menghadapi tantangan. Kita harus bisa menjawab tantangan ini,” ujar Eko.

Berdasarkan penelitian dari Badan Geologi Kementerian ESDM sejak 2018 hingga 2020 di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur, batu bara diketahui mengandung logam tanah jarang (rare earth element) sebesar 200 ppm.

Sedangkan konsentrasi dalam abu batu bara bisa mencapai sepuluh kali lipat dari rare earth element yakni kurang lebih sebesar 2.000 ppm.

Sebagai informasi, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan nilai tambah batu bara Indonesia melalui mekanisme hilirisasi dalam rangka memaksimalkan potensi yang masih melimpah.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler