Sri Lanka Umumkan Terjadi Penurunan Ekonomi Terburuk dalam 73 Tahun Terakhir, Dikarenakan Covid-19

1 Mei 2021, 03:56 WIB
Ilustrasi ekonomi turun. /Pixabay/Geralt.

KABAR BESUKI - Sri Lanka mengumumkan Jumat 30 April 2021 bahwa ekonominya menyusut 3,6 persen tahun lalu karena pandemi COVID-19, menjadikannya penurunan terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Resesi yang belum pernah terjadi sebelumnya dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 2,3 persen pada 2019, Bank Sentral Sri Lanka mengatakan dalam laporan tahunannya untuk tahun 2020.

Berharap ekonomi akan pulih pada 2021 dan mencatat pertumbuhan enam persen yang optimis didukung oleh peningkatan manufaktur dan layanan lokal.

Baca Juga: Ribuan Penduduk Myanmar Bersiap Akan Melarikan Diri ke Thailand, untuk Menghindari Kekerasan yang Terjadi

"Pandemi juga menawarkan kesempatan untuk mengatur ulang fokus ekonomi dan untuk mengatasi kelemahan struktural yang sudah berlangsung lama dan membangun ekonomi berbasis produksi dan didorong oleh produktivitas," kata bank tersebut.

Pandemi menghantam sektor pariwisata yang menguntungkan di pulau itu sementara kontraksi tajam terlihat dalam konstruksi, manufaktur serta jasa, kata bank tersebut.

Dikatakan, utang pemerintah pusat juga naik menjadi 101 persen dari PDB tahun lalu, naik dari 86,8 persen dari PDB pada tahun sebelumnya, menggarisbawahi krisis utang yang dihadapi oleh negara Asia Selatan itu.

Baca Juga: Pasca Kudeta, Separuh dari populasi Orang di Myanmar Berisiko Akan Jatuh Miskin pada Tahun 2022

Lembaga pemeringkat internasional telah menyatakan kekhawatirannya atas kemampuan Sri Lanka untuk membayar utang luar negerinya yang sangat besar karena cadangan devisa negara itu turun tajam pada tahun lalu.

Ekonomi pulau itu berusaha pulih dari efek pemboman Minggu Paskah 2019 yang menewaskan 279 orang ketika pandemi melanda pada awal 2020.

Dua minggu lalu, Sri Lanka mendapatkan pinjaman US $ 500 juta dari China untuk menopang cadangan devisanya karena mata uang lokal berada di bawah tekanan kuat dan jatuh ke rekor terendah.

Baca Juga: Profil Anne Douglas yang Telah Meninggal Dunia pada Usia 102 Tahun, Simak Selengkapnya

Pengaruh China di negara Asia Selatan telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir melalui pinjaman dan proyek di bawah inisiatif infrastruktur Belt and Road yang luas, meningkatkan kekhawatiran di antara kekuatan regional dan negara-negara Barat.

Antara tahun 2005 dan 2015, Kolombo meminjam miliaran dari China, mengakumulasi hutang yang menggunung untuk proyek infrastruktur yang mahal.

Baca Juga: Sindir Menkopolhukam, Fadli Zon Kembali Mengomentari Cuitan Mahfud MD yang Sedang Viral

Sri Lanka terpaksa menyerahkan pelabuhan Hambantota yang strategis dengan sewa 99 tahun kepada sebuah perusahaan China pada tahun 2017 setelah tidak dapat membayar hutang US $ 1,4 miliar dari Beijing yang digunakan untuk membangunnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler