Ribuan Penduduk Myanmar Bersiap Akan Melarikan Diri ke Thailand, untuk Menghindari Kekerasan yang Terjadi

- 1 Mei 2021, 03:47 WIB
Ilustrasi Penduduk Myanmar
Ilustrasi Penduduk Myanmar /

KABAR BESUKI - Ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar bersiap untuk menyeberang ke Thailand jika, seperti yang diperkirakan, pertempuran semakin intensif antara tentara Myanmar dan pemberontak Karen, bergabung dengan mereka yang telah lolos dari kekacauan setelah kudeta 1 Februari.

Pemberontak Karen dan tentara Myanmar bentrok di dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan sejak para jenderal Myanmar menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh juara demokrasi Aung San Suu Kyi, menggusur penduduk desa di kedua sisi perbatasan.

"Orang-orang mengatakan orang Burma akan datang dan menembak kami, jadi kami melarikan diri ke sini," kata Chu Wah, seorang warga desa Karen yang menyeberang ke Thailand bersama keluarganya minggu ini dari kamp pengungsian Ee Thu Hta di Myanmar, kepada Reuters.

Baca Juga: Pasca Kudeta, Separuh dari populasi Orang di Myanmar Berisiko Akan Jatuh Miskin pada Tahun 2022

"Saya harus melarikan diri ke seberang sungai," kata Chu Wah, mengacu pada sungai Salween yang menjadi perbatasan di daerah itu.

Jaringan Dukungan Perdamaian Karen mengatakan ribuan penduduk desa berlindung di sisi Myanmar dari Salween dan mereka akan melarikan diri ke Thailand jika pertempuran meningkat.

"Dalam beberapa hari mendatang, lebih dari 8.000 orang Karen di sepanjang sungai Salween harus mengungsi ke Thailand. Kami berharap tentara Thailand akan membantu mereka melarikan diri dari perang," kata kelompok itu dalam sebuah posting di Facebook.

Baca Juga: Sindir Menkopolhukam, Fadli Zon Kembali Mengomentari Cuitan Mahfud MD yang Sedang Viral

Pejuang Karen pada hari Selasa menyerbu unit tentara Myanmar di tepi barat Salween dalam serangan menjelang fajar. Karen mengatakan 13 tentara dan tiga pejuang mereka tewas. Militer Myanmar menanggapi dengan serangan udara di beberapa daerah dekat perbatasan Thailand.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah