Jamaah Haji 2021 Siap Laksanakan Wukuf di Arafah, Jumlahnya Berbeda Jauh dengan Tahun 2019

19 Juli 2021, 18:27 WIB
Jamaah Haji 2021 Siap Laksanakan Wukuf di Arafah, Jumlahnya Berbeda Jauh dengan Tahun 2019 /Reuters/

KABAR BESUKI – Umat islam yang sedang melaksanakan rangkaian ibadah haji tahun 2021 pada Minggu, 18 Juli 2021 berkumpul untuk melaksanakan puncaknya ibadah tersebut di Arab Saudi.

Diketahui haji merupakan kewajiban umat islam bagi yang mampu dan dilaksanakan di bulan Dzulhijjah.

Saat ini merupakan tahun kedua negara Arab Saudi melarang jamaah dari luar negeri akibat pandemi Covid-19 dan juga pembatasan akses masuk dari pihak kerajaan.

Baca Juga: Sekjen PAN Sumbangkan Seluruh Gajinya Sebagai Anggota DPR untuk Bantu Rakyat Terdampak Pandemi Covid-19

Berpakaian putih sambil membawa payung agar terlindung dari teriknya matahari, 60.000 warga negara dan pemukim di Arab Saudi melaksanakan ibadah haji.

Jumlah itu jauh menurun dibandingkan dengan sekitar 2,5 juta jemaah pada 2019, namun jumlah tersebut lebih banyak dari sekian ribu jamaah pada 2020.

Hassan Jabari, seorang jamaah asal palestina mengaku memohon kepada Tuhan agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir.

ia menilai pandemi ini membuatnya takut dan khawatir serta membuat keadaan menjadi sangat sulit.

"Saya memohon kepada Allah untuk menghentikan virus corona ini, yang membuat kami sangat takut dan membuat keadaan menjadi sangat sulit," kata jamaah asal Palestina, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman Antara Jatim.

Baca Juga: Mendagri Terbitkan SE Soal PPKM: Minta Satpol PP Bersikap Santun Saat Lakukan Penertiban

Arab Saudi merupakan rumah bagi tempat-tempat paling suci bagi umat Islam di Mekah dan Madinah.

Pihak kerajaan selalu berusaha memastikan keamanan dan kelancaran ibadah tahunan itu dengan berbagai kebijakan.

Saat Covid-19 menjadi perhatian besar dunia tahun ini, otoritas Arab Saudi telah membatasi akses hanya bagi jamaah berusia 18-65 tahun yang telah divaksin Covid-19 secara lengkap dan tidak mengidap penyakit kronis.

Pihak terkait juga menggunakan robot-robot untuk menyemprotkan disinfektan di dalam dan halaman Masjidil Haram.

Tak hanya itu, robot-robot juga digunakan untuk mengurangi interaksi manusia dan memastikan jarak fisik, juga untuk membagikan botol-botol air zamzam yang dipompa dari sumur suci di Mekah.

Selain itu kamera thermal di pintu masuk Masjidil Haram juga dipasang guna memantau suhu pengunjung.

Baca Juga: Masih PPKM Darurat, Wapres Ma’ruf Amin Minta Masyarakat Lakukan Shalat Idul Adha di Rumah

Sekitar 3.000 mobil listrik disiapkan bagi para jamaah, yang mengenakan gelang pengenal elektronik yang terhubung dengan GPS.

Sejak Sabtu, 17 Juli 2012, beberapa kelompok kecil jemaah dengan mengenakan masker melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah, sebuah bangunan paling suci bagi umat Islam yang menjadi kiblat atau arah menghadap saat shalat.

Para petugas kesehatan yang bertugas juga memantau aktivitas mereka, serta memastikan berjalan dengan baik.

Jemaah kemudian melakukan perjalanan menuju Mina, 7 km timur laut dari Masjidil Haram di Mekah, untuk melaksanakan wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah, di mana dulu Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah terakhirnya.

Pihak Arab Saudi juga menyiapkan sekitar 500 relawan kesehatan untuk memberikan bantuan medis.

Baca Juga: Sujiwo Tedjo Kritik Permintaan Maaf Luhut Kepada Rakyat: Yang Total, Jangan Setengah-setengah

Tak hanya itu, Sebanyak 62 layar juga dipasang untuk menyiarkan dan menayangkan pesan-pesan pencegahan Covid-19 dalam berbagai bahasa.

Selama bertahun-tahun pihak kerajaan menghabiskan miliaran dolar agar pertemuan keagamaan terbesar di dunia itu berlangsung lebih aman.

Diketahui, penyelenggaraan ibadah haji merupakan salah satu sumber pendapatan utama Arab Saudi dari penginapan, transportasi, biaya dan pembelian buah tangan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: ANTARA Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler