Perlindungan Antibodi Covid-19 Ternyata dapat Bertahan Selama 9 Bulan Setelah Terinfeksi

21 Juli 2021, 08:45 WIB
Ilstrasi Perlindungan Antibodi Covid-19 dapat Bertahan Selama 9 Bulan Setelah Terinfeksi /Pexels/ erdwardjenner/

KABAR BESUKI - Antibodi Covid-19 ini tetap ada pada pasien yang bergejala dan tidak bergejala.

Tingkat antibodi tetap tinggi sembilan bulan setelah infeksi dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, baik yang bergejala atau tidak bergejala.

Para peneliti dari Universitas Padua (Italia) dan Imperial College London menguji lebih dari 85 persen dari 3.000 penduduk Vo' di Italia, pada Februari/Maret 2020 untuk infeksi SARS-CoV-2 dan mengujinya lagi pada Mei dan November 2020 untuk antibodi terhadap virus.

Baca Juga: Faisal Basri Kritik Sandiaga Uno Gara-gara Kirim Delegasi ke AS Saat Masa PPKM Darurat

Tim menemukan bahwa 98,8 persen orang yang terinfeksi pada Februari/Maret menunjukkan tingkat antibodi yang terdeteksi pada November, dan tidak ada perbedaan antara orang yang menderita gejala Covid-19 dan mereka yang bebas gejala. Dan hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Lebih lanjut, sementara semua jenis antibodi menunjukkan beberapa penurunan antara Mei dan November, tingkat peluruhannya berbeda, tergantung pada tes untuk melacak tingkat antibodi.

Tim juga menemukan kasus tingkat antibodi meningkat pada beberapa orang, menunjukkan potensi infeksi ulang dengan virus, memberikan dorongan pada sistem kekebalan tubuh

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang Sampai 25 Juli 2021, Jokowi: Akan Dibuka Secara Bertahap

“Namun, penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat antibodi bervariasi, kadang-kadang sangat mencolok, tergantung pada tes yang digunakan. Ini berarti bahwa diperlukan kehati-hatian saat membandingkan perkiraan tingkat infeksi pada populasi yang diperoleh di berbagai belahan dunia dengan tes yang berbeda dan pada waktu yang berbeda," ujar Dorigatti.

Tim juga menyelidiki status infeksi anggota rumah tangga. Mereka menemukan kemungkinan sekitar 1 dari 4 orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 menularkan infeksi ke anggota keluarga dan sebagian besar penularan (79 persen) disebabkan oleh 20 persen infeksi.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Perpanjang PPKM Darurat hingga 25 Juli 2021 Mendatang

Temuan ini menegaskan bahwa ada perbedaan besar dalam jumlah kasus sekunder yang dihasilkan oleh orang yang terinfeksi, dengan sebagian besar infeksi tidak menghasilkan infeksi lebih lanjut dan sebagian kecil infeksi menghasilkan sejumlah besar infeksi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: fit.thequint

Tags

Terkini

Terpopuler