KABAR BESUKI – Muncul narasi ‘geng Jokowi’ yang menyeret nama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo yang mulai lawan klan Soekarno di PDIP.
Hubungan yang tidak harmonis antara Jokowi dan keluarga Soekarno, dalam hal ini PDIP, semakin mempertajam analisis tersebut.
Bahkan kekuatan bisa disebut geng Jawa Tengah, menyeret nama Jokowi, Ganjar dan Gibran disebut-sebut akan mulai melawan klan Soekarno.
Munculnya komplotan Jawa Tengah yang seolah dikomandoi oleh Jokowi, Ganjar dan Gibran ini dipengaruhi oleh rusuh besar-besaran baliho Puan Maharani buatan PDIP.
Hal itu dimaksudkan sebagai cara untuk menghadirkan sosok Puan Maharani yang diharapkan muncul di pemilihan presiden berikutnya pada tahun 2024.
Sayangnya, hal ini dinilai aktivis kemanusiaan, Natalius Pigai sebagai jalan yang tidak sesuai dengan keinginan Jokowi.
Baca Juga: Sosok Pengamat Sebut Baliho Puan Maharani Menghabiskan Banyak Uang Padahal Rakyat Sedang Kelaparan
“Analisa Saya: Jokowi, Ganjar dan Gibran punya niat berbeda untuk politik 2024. Pak Jokowi tidak punya beban untuk melawan Kekuarga Soekarno dan PDIP. Bangsa ini dididik untuk tidak menghormati orang2 yg berjasa membesarkan. Kekuatan moral menyangkal pihak ini,” tulis Natalius Pigai, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Twitter @NataliusPigai2.
Menurut Natalius Pigai, mantan Wali Kota Solo itu lebih berpeluang mendukung Ganjar Pranowo untuk maju menjadi capres pada 2024.
Sinyal lain yang memperkuat geng Jateng siap bertarung dengan Soekarno, yakni pernyataan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming yang dengan tegas menegaskan, pemasangan baliho Puan Maharani itu dilakukan atas permintaan partainya (PDIP).
Baca Juga: Puan Maharani Dinilai Sifatnya Berubah, Bahkan Menyerang Pemerintahan Presiden Jokowi, Ada Apa?
Dalam menghitung kekuatan, Natalius Pigai menggambarkan bahwa geng Jawa Tengah tentu tidak memiliki beban untuk melawan klan Soekarno.
Meskipun PDIP tidak dapat disangkal sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia.***