KABAR BESUKI – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Sintang, Kalimantan Barat.
Pasalnya, kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Sintang ternyata bukan untuk meninjau warga yang terdampak banjir, melainkan untuk meresmikan sebuah Bandar Udara (Bandara) Tebelian di Kabupaten Sintang.
Seperti diketahui sebelumnya, Sintang sempat terendam banjir hingga hampir sebulan lamanya dan belum mendapat ‘sentuhan’ dari Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi bahkan sempat ditegur oleh Anggota DPR RI Fadli Zon untuk segera berkunjung ke Sintang dan meninjau warga dan lokasi yang terkena banjir.
Namun kini saat berkunjung ke Sintang, Presiden Jokowi justru meresmikan sebuah Bandara dan bukan meninjau para korban banjir Sintang.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Sintang untuk meresmikan Bandara ini tentu mendapat komentar sinis dari Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai bahwa Indonesia sebenarnya tak butuh banyak bandara karena masih banyak bandara yang dibangun justru menjadi terbengkalai yang akhirnya justru merugikan negara.
“Sebetulnya orang minta untuk Presiden kesana (Sintang) karena ada soal kerusakan lingkungan, banjir dan sebagainya, tapi baru sekarang Presiden dateng dan justru untuk meresmikan bandara bukan untuk memperlihatkan empati kepada rakyat,” kata Rocky Gerung seperti dikutip dari kanal Youtube pribadinya pada 8 Desember 2021.
Rocky Gerung berpendapat bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Sintang untuk meresmikan bandara hanya untuk mencari headline berita.
Ia menyebut bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Sintang ini hanya untuk sebuah pencitraan diri yang berulang-ulang.
“Saya menganggap bahwa Presiden butuh headline terus, entah kontroversi entah semacam pencitraan diri yang berulang-ulang yang membosankan, tapi begitulah,” ujar Rocky Gerung.
Lebih lanjut, mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu mengaku tak paham mengenai desain Presiden Jokowi untuk menghasilkan peradaban politik di Indonesia.
Rocky Gerung hanya mengetahui bahwa ada semacam kegembiraan Presiden Jokowi saat berada di depan kamera.
Ia menilai bahwa Presiden Jokowi mulai ketagihan kamera dan hanya sekedar pencitraan untuk mengangkat berita baik dari Istana.
“Orang melihat ada semacam kegembiraan di depan kamera itu, dan Presiden ketagihan kamera juga itu akhirnya, tapi kita tahu dibelakang itu ada laporan keuangan yang memburuk,” pungkasnya.***