Haikal Hassan Diusir Saat Ceramah di Malang, Rocky Gerung Sebut Ada 'Tukar Tambah' dengan Kasus Arteria Dahlan

23 Januari 2022, 11:58 WIB
Haikal Hassan Diusir Saat Ceramah di Malang, Rocky Gerung Sebut Ada 'Tukar Tambah' dengan Kasus Arteria Dahlan. /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menanggapi kabar pendakwah Haikal Hassan yang diusir saat mengisi ceramah di Malang, Jawa Timur.

Rocky Gerung menilai ada hal terselubung di balik insiden Haikal Hassan yang diusir saat ceramah di Malang pada Sabtu, 22 Januari 2022.

Rocky Gerung menyebut insiden Haikal Hassan diusir saat ceramah di Malang sebagai 'tukar tambah' dengan kasus Arteria Dahlan.

"Akhirnya kita mesti lihat, apa ini tukar tambah dengan kasus Arteria misalnya. Karena akhirnya orang mulai berpikir begitu tuh, apa di belakangnya ada banyak desain untuk menghasilkan ketegangan sosial baru?," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 23 Januari 2022.

Baca Juga: Hukuman Habib Rizieq Disunat 2 Tahun, Haikal Hassan: Harusnya Diputuskan Tidak Bersalah

Rocky Gerung juga mempertanyakan narasi Pancasila dan NKRI Harga Mati yang dilontarkan sekelompok orang yang mengusir Haikal Hassan dari lokasi ceramah.

Mantan pengajar sekaligus akademisi Universitas Indonesia (UI) itu mempertanyakan sikap sekelompok orang yang mengusir Haikal Hassan dengan mengatasnamakan Pancasila dan NKRI Harga Mati.

Dia juga mengungkapkan latar belakang ayahanda Haikal Hassan yang merupakan seorang pejuang yang sedang memperjuangkan kemajemukan Indonesia di masa kemerdekaan.

"Jadi sebetulnya, kita mesti lihat dari atas bahwa NKRI Harga Mati, Pancasila, Babe Haikal juga sama NKRI Harga Mati, Pancasila tuh. Bahkan bapaknya adalah seorang pejuang yang berupaya untuk Indonesia yang menghasilkan Indonesia majemuk," ujarnya.

Baca Juga: Video Haikal Hassan Sebut Habib Rizieq Dipenjara Bawah Tanah Belum Lihat Matahari, Netizen Ingatkan Hoax

Rocky Gerung menilai, sikap picik segelintir golongan yang mengusir Haikal Hassan merupakan limbah politik dari Pilpres 2014 dan 2019 lalu.

Filsuf kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu juga mengingatkan agar Presiden Jokowi mengerti bahwa Indonesia sedang darurat persatuan dan mengurungkan niatnya untuk memindahkan ibu kota negara.

"Jadi sebetulnya, kepicikan-kepicikan ini adalah limbahan aja, dan memang menjadi limbah dari hasil pemilu kemarin yang memang nggak pernah selesai kan? Itu kan yang mestinya Pak Jokowi mengerti bahwa kalau bangsa ini nggak akrab, ngapain pindah ibu kota?," katanya.

Lebih lanjut dia juga menegaskan kepada Presiden Jokowi untuk fokus membangun harmoni sosial terlebih dahulu sebelum membangun pencitraan yang bersifat estetika.

"Jadi sebetulnya, dia mesti bangun dulu yang disebut harmoni sosial, baru mikirin hal-hal yang bersifat pameran estetika," ujar dia.

Baca Juga: Haikal Hassan Soal Aturan Pencegahan Kekerasan Seksual: Jangan Percaya Menang Kalah Itu Wanita Jadi Dilindungi

Terakhir, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa semua hal itu terjadi karena Presiden Jokowi dinilai gagal dalam mengakrabkan semua warga negara.

Namun saat ditanya alasan mengapa dirinya seolah kembali menyalahkan Presiden Jokowi, dia menjawab dengan tegas bahwa Presiden Jokowi harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut.

Terlebih kata dia, Presiden Jokowi saat ini terkesan lebih sibuk dengan proyek pembangunan ibu kota baru dibandingkan memperhatikan persatuan dan kesatuan rakyatnya yang saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan.

"Itu menandakan bahwa Presiden Jokowi gagal mengakrabkan semua warga negara. Nanti dibilang Presiden Jokowi lagi yang salah, emang rajanya siapa? Kan itu soalnya, raja yang tidak mampu untuk mengucapkan hal-hal yang sifatnya antropologis karena sibuk dengan hal-hal yang metropolis yaitu pindah ibu kota," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler