KABAR BESUKI – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Rizal Ramli kembali melayangkan kritik tajam terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rizal Ramli menilai bahwa saat ini Indonesia tengah berada di titik jungkal yang bisa kapan saja turun dan mengalami kemerosotan.
Menurutnya, kondisi Indonesia yang berada di titik jungkal ini diakibatkan ekonomi yang merosot, bahkan sebelum terjadi pandemi.
“Kenapa saya katakan Indonesia berada di titik jungkal? Karena ekonominya sudah merosot sebelum Covid dan dengan Covid semakin menjadi-jadi kemerosotannya,” kata Rizal Ramli seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Refly Harun pada 01 Maret 2022.
Rizal Ramli mengatakan bahwa perekonomian Indonesia makin merosot usai dihantam pandemi Covid-19 kurang lebih satu setengah tahun.
Ia bahkan menilai pemerintah tidak sanggup untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan memulihkan ekonomi rakyat.
“Terlihat jelas setelah 1,5 tahun Covid ini, pemerintah ini tidak mampu menyelesaikan, mengurangi, dan mengatasi masalah Covid,” ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli lantas mengungkap beberapa penyebab yang membuatnya menilai pemerintahan Presiden Jokowi telah gagal dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Menurutnya, di tiga bulan pertama pandemi Covid-19 menyerang Indonesia, Rizal Ramli menyebut bahwa pemerintahan Jokowi justru berusaha menyangkal dan membuat lelucon tentang Covid-19, termasuk memerintahkan para buzzer.
“Selama tiga bulan, pemerintah kita bantah-bantah dan membuat lelucon tentang Covid, termasuk menyewa buzzer Rp78 miliar untuk menyesatkan rakyat, bahwa Covid itu tidak ada, tidak penting,” jelasnya.
“Ini kan luar, mohon maaf saya pakai bahasa Sunda, luar biasa dongonya ini,,” ucapnya.
Lebih lanjut, Rizal Ramli lantas membandingkan Indonesia dengan sejumlah negara tetangga yang berhasil menangani Covid-19.
“Sementara pemerintah, mohon maaf sekali saya pakai istilah dongo ini, itu malah kasih intensif ke turis asing masuk, kasih TKA China masuk nggak berhenti-berhenti hanya karena kepentingan bisnis seorang pejabat, bukan kepentingan nasional,” pungkasnya.***