Buru OTG, Gubernur Jatim Turunkan Tim Covid-19 Hunter ke Daerah

5 Juni 2020, 23:35 WIB
Tim Hunter COVID-19 /

KABAR BESUKI - Berbagai upaya dan terobosan guna menekan dan menghentikan penyebaran covid-19 terus dilakukan oleh Pemprov Jatim.

Kali ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membentuk dan menerjunkan tim Covid-19 Hunter untuk screening atau tes massal ke daerah di Jatim yang memiliki jumlah OTG maupun PDP diatas 52 persen.

Screening ini mencakup rapid tes untuk screening awal, dan bagi yang hasilnya reaktif ditindaklanjuti dengan swab tes dengan PCR dan Tes Cepat Molekular (TCM).

Sepuluh Kabupaten tersebut yaitu Kab. Sidoarjo, Kab. Kediri, Kab. Tulungagung, Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kab. Nganjuk, Kab. Lamongan, Kab. Madiun, Kab. Jember, dan Kab. Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal.

Tim Covid-19 hunter akan bergerak mulai besok menyasar Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Tulungagung, Kab. Kediri , Kota Kediri  dan Bangkalan.

“Petugas akan disana empat sampai lima hari melakukan rapid test dan swab secara massal.  Pemkab/Pemko bersama dukungan forkopimda  sebagai  leading sectornya,” jelas Gubernur Jatim saat konferensi pers di Grahadi, Surabaya, kemarin, 4 Juni 2020.

Untuk mekanismenya, nama-nama OTG dan PDP telah didata oleh Dinkes Kabupaten/Kota masing-masing dan dijadwalkan harian untuk melaksanakan tes agar bisa menghindari kerumunan.

Tim Covid-19 Hunter di lapangan 4-5 hari. Sehingga warga yang teridentifikasi  OTG  dan PDP dapat di rapid tes dan jika reaktif  akan di swab secara langsung . Jika hasil PCR test menunjukkan positif maka langsung dirujuk ke rumah sakit agar segera mendapatkan treatment.

Tingginya angka OTG dan PDP, jelas Khofifah, di beberapa daerah  menjadi alasan utama mengapa tim Covid19 Hunter ini diturunkan di daerah-daerah tersebut.

Apalagi, saat ini  OTG yang berpotensi positif   covid19 bisa mencapai sekitar 35 persen sementara PDP berpotensi positif covid-19 sampai 55 persen. 

“Contoh misalnya Bangkalan. Disana tercatat PDP nya 34, tetapi OTG nya sudah 708. Jadi artinya bahwa OTG yang tinggi jika tidak segera dirapid test kalau reaktif tidak segera diswab maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier. Maka potensi menyebarkan atau menularkan virus covid-19. Hal  ini juga terjadi di Tulungagung, dan daerah lainnya,” jelasnya.

Oleh Karena itu imbuh Khofifah, saat ini antara PDP dan OTG sama-sama beresiko tinggi. Karenanya, tim teknis yang diturunkan ke daerah adalah dengan formasi lengkap sebagai upaya untuk mencegah sampai tahapan menghentikan penyebaran covid19 di Jawa Timur.

“Kami memutuskan untuk turun bersama tim lengkap dengan komponen dokter, analis, dan perawat. Serta menyediakan rapid test, Virus  Transport Medium (VTM) dan cartridgenya. Sedangkan, petugas pengambil swab disiapkan dari kabupaten/kota,” terang orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Gubernur Khofifah berharap, upaya dari Pemprov ini mendapat dukungan dari Bupati dan Walikota daerah-daerah tersebut. Sehingga kebersamaan dan sinergi yang terbentuk benar-benar dapat signifikan menekan bahkan menghentikan penyebaran covid-19 di Jawa Timur.

“Karena itu saya mohon kepada para bupati atau walikota untuk bisa bersinergi, bersama dan terus bergotong royong. Sehingga, percepatan memutus mata rantai Covid-19 bisa kita lakukan bersama sama,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso menjelaskan Tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing penderita Covid-19.

Apabila setelah dilakukan tracing Tim Covid-19 Hunter angka penderita Covid-19 bertambah maka masyarakat diminta tidak heran.

“Dengan semakin banyaknya yang terdeteksi oleh Tim Covid-19 Hunter, maka akan diketahui titik mana yang perlu dilakukan observasi dan mana yang butuh isolasi sampai dengan layanan berbasis rumah sakit. Tujuannya penyebaran covid-19 segera putus mata rantainya,” ujarnya. ***

Editor: Surya Eka Aditama

Tags

Terkini

Terpopuler