KABAR BESUKI – Polemik minyak goreng dengan harga murah tampaknya masih belum selesai hingga saat ini. Sebab, faktanya di lapangan, minyak goreng kini malah sulit untuk ditemukan.
Warga bahkan rela antre hingga berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng dengan harga yang lebih murah.
Seperti yang terjadi di Lubuklinggau, Sumatera Selatan baru-baru ini, dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat ribuan warga sedang memadati sebuah gelanggang olahraga (GOR) untuk membeli minyak goreng.
Menanggapi kian langkanya minyak goreng di Indonesia, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon buka suara.
Menyikapi kelangkaan minyak goreng, Fadli Zon menilai bahwa ini merupakan fenomena baru di Indonesia.
Padahal menurutnya, minyak goreng merupakan sebuah komoditi yang paling penting dalam rumah tangga.
“Fenomena antrean itu nyata jadi saya kira tidak perlu dibantah dengan adanya sosial media sekarang, setiap orang bisa melaporkan bahwa antrean itu nyata, kesulitan itu nyata,” kata Fadli Zon seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Indonesia Lawyers Club pada 12 Maret 2022.
Baca Juga: Luhut Klaim 60 Persen Rakyat Setuju Pemilu 2024 Ditunda: Kalau Suara Itu Besar, DPR Mesti Dengar
“Pertanyaannya sekarang, siapa sih yang harus bertanggung jawab?” ujarnya.
Menurut Fadli Zon, fenomena kelangkaan minyak goreng di Indonesia ini ternyata sangat merugikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika orang yang bertanggung jawab di balik ini adalah Menteri Perdagangan (Mendag).
Ia bahkan tak segan meminta Presiden Jokowi untuk segera mencopot Mendag dan menggantinya dengan orang yang punya kapabilitas lebih baik.
“Menurut saya sebenarnya presiden sangat dirugikan, kalau ini yang bertanggung jawab menteri perdagangan seharusnya copot saja Menteri Perdagangannya, ganti saja dengan orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon menilai bahwa masalah minyak goreng ini merupakan permasalahan yang sangat basic yang sebenarnya mudah diatasi.
Ia bahkan mengatakan bahwa fenomena kelangkaan minyak goreng ini menjadikan Indonesia sebagai bahan olok-olok.
“Jadi ini menurut saya membuat kita agak terpojok juga,” pungkasnya.***