Rizal Ramli Sebut Hanya Habibie dan Gus Dur yang Benar-benar Menjalankan Reformasi, Begini Penjelasannya

KABAR BESUKI - Ekonom senior Rizal Ramli menyebut hanya Habibie dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang benar-benar menjalankan reformasi.

Rizal Ramli menilai, kejatuhan Soeharto yang menandai reformasi di Indonesia telah menghasilkan kepemimpinan yang jelas dan memiliki arah tujuan yang tegas.

Sepanjang reformasi, Rizal Ramli menilai hanya Habibie dan Gus Dur yang memiliki kinerja sangat berpihak kepada rakyat, menjunjung tinggi demokrasi, dan anti korupsi.

"Kejatuhan Soeharto (reformasi) menghasilkan dua kepemimpinan yang jelas, tegas arahnya, dan kinerjanya berpihak kepada rakyat di dalam demokrasi dan anti korupsi, yaitu pemerintahan Habibie dan Gus Dur," kata Rizal Ramli sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 5 April 2022.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Rezim Presiden Jokowi Lebih Buruk dari Soeharto dan Gus Dur: Kalau Jatuh Menyakitkan Sekali

Rizal Ramli juga menyayangkan, pemerintahan yang sangat demokratis di bawah kepemimpinan Habibie dan Gus Dur hanya berlangsung singkat.

Mantan Menko Kemaritiman itu mengatakan, kepemimpinan Habibie dan Gus Dur didukung oleh para menteri yang memiliki kualitas luar biasa.

Akan tetapi, dia menilai pemerintahan setelah Gus Dur kembali ke pola-pola ala Orde Baru meski dengan gaya yang berbeda.

"Begitu dua pemerintahan yang sangat progresif dan reformatif ini selesai, kembalilah anasir-anasir lama yang motifnya itu otoriter, KKN, balik lagi deh," ujarnya.

Baca Juga: Rizal Ramli Puji Prestasi Gus Dur dalam Memimpin Kabinet dan Demokrasi: Orangnya Fleksibel

Berkaca dari hal tersebut, Rizal Ramli mengajak kepada masyarakat untuk menyanyikan lagu 'Halo Halo Bandung' untuk merebut kembali demokrasi yang sesungguhnya.

Dia menilai, rezim Jokowi tidak memiliki peranan apapun dalam proses demokratisasi, perjuangan keadilan, perjuangan anti-KKN.

Bahkan, dia juga menyebut rezim yang berkuasa saat ini dan para kroninya telah mengacak-acak kedaulatan Indonesia tanpa memikirkan penderitaan rakyat kecil.

"Mari kita semua lagukan lagu 'Halo Halo Bandung', mari bung rebut kembali! Masak kita biarin orang yang nggak ada peranannya dalam proses demokratisasi, perjuangan keadilan, perjuangan anti-KKN bisa mengacak-acak Indonesia seenaknya," tuturnya.***