Pertamax dan Kebutuhan Lain Dikabarkan Akan Naik, Rocky Gerung: Jokowi Tidak Paham Tentang Kebutuhan Rakyat

7 April 2022, 09:46 WIB
Rocky Gerung komentari kinerja jokowi /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Kenaikan harga BBM jenis Pertamax resmi mengalami kenaikan pada 1 April 2022, pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jokowi mengatakan, bahwa menteri tidak memberikan penjelasan apapun mengenai kenaikan harga BBM Pertamax.

Setelah BBM Pertamax mengalami kenaikan, Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Kemaritiman dan Investasi memberikan sinyal bahwa harga LPG 3 kg dan Pertalite juga akan mengikuti kenaikan.

Berbeda dengan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja yang membantah bahwa tidak akan ada kenaikan harga pada kebutuhan pokok tersebut.

Baca Juga: Aziz Yanuar Sebut Vonis 3 Tahun Munarman Terkesan ‘Dibuat-buat’: Dia Tidak Terbukti Sebagai Teroris

Dilansir Kabar Besuki melalui kanal YouTube Rocky Gerung, menurutnya polemik tentang kebutuhan pokok yang naik, harusnya apapun konflik politik kalau dilembagakan itu tidak akan menjadi persoalan. 

“Apalagi kalau ada pengambilan oposisi isu ini, tapi kenyataan sekarang tidak ada pelembagaan politik, sehingga seluruh isu bisa meluas kemana-mana, berupaya untuk memahami bahwa memang dunia juga berubah," jelasnya.

Menurutnya presiden tidak paham dengan hal yang paling mendasar tentang kenaikan kebutuhan pokok yang artinya pemerintahan tidak paham dengan kebutuhan rakyat.

“Sri Mulyani selalu bilang APBN cukup, kenapa cukup karena kita masih mendapatkan limpahan banyak uang akibat kenaikan harga komoditas, harusnya kalau otaknya bagus APBN yang disebut cukup itu harus digunakan untuk Bailout atau tunjangan subsidi,” Jelasnya.

Baca Juga: Jokowi ‘Ngamuk’ Para Menteri Tak Becus Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok: Jangan Sampai Dianggap Tidak kerja

“Sekarang tunjangan subsidi dicabut, jadi kalau diperiksa kebijakan publiknya kenapa subsidi dicabut, karena memang ada uang yang dijaminkan untuk IKN,” tambahnya.

Mantan Dosen Filsafat UGM itu menjelaskan bahwa negara kita bukan negara kapitalis yang sistem ekonomi komersial atau mencari untung, tapi negara Indonesia kesejahteraan yang pemerintahannya dianggap bertanggung jawab dapat kesejahteraan hidup minimal bagi warga negaranya

“Sri Mulyani itu ideologinya yang disebut austerity atau penghematan, tetapi austerity harusnya digunakan untuk penghematan yang memungkinkan ada uang saku bagi rakyat kecil atau yang disebut subsidi,” tambahnya.

“Tapi ini subsidinya untuk IKN," tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Libur Nasional dan Cuti Bersama Idul Fitri 1443 Pada 29 April Sampai 6 Mei 2022

Seorang publik Indonesia ini mengatakan bahwa presiden membiarkan para menteri cekcok dan menganggap seakan akan bantahan Ahok benar, tapi dimana logikanya, sedangkan harga sudah dibuka dan kalau mengikuti pasar dunia tentu saja pasti naik, kecuali Ahok bilang tidak akan naik dan dia sudah bicara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tapi kalau cuma Ahok yang mengklaim itu tidak ada poinnya.

“Inilah bahayanya presiden tidak mengerti keadaan, mau pro Ahok sebagai sahabat dekatnya yang mengetahui rahasia Ahok dan Ahok tahu rahasia Jokowi, demikian dengan Luhut dan Sri Mulyani," ungkapnya.

Jokowi bingung siapa yang mau dilihat atau siapa yang mau didengar, keterangan Ahok yang melakukan subsidi diam-diam karena dia membantah tidak akan naik, atau Luhut yang membuka harga dan menghapus eceran tertinggi supaya bagus di pasar, semua ini bisa dijelaskan kalau presiden pintar untuk memahami keadaan, Ahok tidak akan memberikan pernyataan.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia per 6 April 2022, Kasus Kematian 43 dalam Sehari

“Presiden, bukan Jokowi sebagai personal, presiden seharusnya punya otak yang disebut dengan kemampuan berpikir konseptual, jadi gara-gara hal itu membuat negeri ini kacau," jelas Rocky Gerung.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Youtube Rocky Gerung

Tags

Terkini

Terpopuler