Jokowi Undang Putin ke KTT G20, Amerika Serikat: Rusia Tidak harus Menjadi Bagian KTT G20

30 April 2022, 15:05 WIB
Jokowi mengundang Putin untuk hadiri KTT G20 /Tangkapan layar/YouTube Sekretariat Presiden/

KABAR BESUKI - Jumat, 29 April 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia menghadapi oposisi Amerika Serikat dan mengundang Vladimir Putin  selaku Presiden Rusia ke KTT Kelompok Dua Puluh (G20) pada November mendatang, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Jakarta, Indonesia yang memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini, telah berada di bawah tekanan berat dari Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, agar mengecualikan Rusia setelah invasinya ke Ukraina, tetapi hal tersebut harus tetap "tidak memihak".

“Saya telah mengundang Presiden Zelenskyy untuk menghadiri KTT G20,” kata Jokowi, menunjukkan bahwa kompromi telah dicapai menyusul tekanan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan lainnya untuk memungkinkan partisipasi Ukraina.

Baca Juga: Jokowi Ingin Damaikan Rusia dan Ukraina di KTT G20, Rocky Gerung Minta Presiden Sadar Diri

Putin mengkonfirmasi dalam panggilan telepon dengan Jokowi, bahwa ia akan menghadiri KTT, yang akan berlangsung di pulau Bali, seperti yang dikatakan Jokowi dalam pidato secara langsung.

Rusia merupakan anggota G20, sedangkan Ukraina bukan.

Pada Jumat, 29 April 2022, pemerintahan Biden memperjelas pandangannya terkait undangan Putin.

"Presiden telah menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap Presiden Putin yang menghadiri G20. Kami menyambut baik kehadiran Ukraina," kata sekretaris pers Biden, Jen Psaki, di Washington.

Baca Juga: Presiden AS Menentang Undangan Jokowi ke Putin Untuk KTT G20: Rusia Seharusnya Tidak Menjadi Bagian

"Kami telah menyampaikan pandangan kami, bahwa Rusia tidak harus menjadi bagian dari G20 secara publik maupun pribadi," sambungnya. Washington memahami undangan itu dikeluarkan "sebelum invasi".

"Amerika Serikat terus percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa sehubungan dengan partisipasi Rusia dengan komunitas internasional atau lembaga internasional," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter kepada wartawan ketika ditanya tentang undangan tersebut.

Dia tidak mengomentari apakah Amerika Serikat akan tetap hadir.

Sebelumnya, Zelenskyy telah mengumumkan dalam sebuah cuitan, bahwa ia diundang ke KTT oleh Indonesia pada 27 April 2022, menyusul panggilan telepon dengan Jokowi.

"Putin mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas undangan ke KTT G20 dan mengatakan dia akan hadir,” kata Jokowi pada Kamis, ketika bertemu dengan presiden Rusia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menawarkan Banyak Kerja Sama Baru Kepada Pemerintah Jepang

Selama percakapan, Putin berharap kepresidenan G20 Indonesia “berhasil”, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

“Untuk saat ini, terlalu dini untuk mengomunikasikan modalitas partisipasi Rusia,” katanyA.

Barat telah berusaha secara diplomatis mengisolasi Rusia sejak awal ofensif militernya pada Februari.

Pertemuan para menteri keuangan G20 pada bulan April di Washington menggambarkan perpecahan yang mendalam dalam kelompok ekonomi utama dunia, dengan AS dan beberapa sekutu memboikot pembicaraan untuk memprotes partisipasi Rusia.

Namun Indonesia, seperti kebanyakan negara berkembang utama, telah mencoba untuk mempertahankan posisi netral.

Jokowi mengatakan, bahwa Indonesia tidak akan mengirim senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan Zelenskyy, melainkan menawarkan bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: AS Tidak Setuju Indonesia Undang Putin dalam Acara KTT G20 di Bali, Media Barat: Indonesia Dapat Tekanan

Perang di Ukraina kembali menjadi pokok pembicaraan utama pada hari Jumat, ketika Jokowi berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Presiden Indonesia menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan dan menekankan perlunya "solusi damai".

Kishida setuju, bahwa kekerasan harus diakhiri, dengan menggunakan bahasa yang lebih kuat untuk menggambarkan konflik tersebut.

“Pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah melalui penggunaan kekuatan dan intimidasi, serta upaya untuk mengubah status quo secara sepihak dengan paksa, tidak dapat diterima di wilayah manapun,” katanya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler