Bernostalgia, Buku Matematika di Abad ke-19 Ini Memberi Wawasan Kebudayaan Indonesia di Masa Kolonial Belanda

- 11 Maret 2021, 14:34 WIB
Bernostalgia, Buku Matematika di Abad Ke-19 Ini Memberi Wawasan Kebudayaan Indonesia di Masa Kolonial Belanda/ facebook.com/KhirJohari
Bernostalgia, Buku Matematika di Abad Ke-19 Ini Memberi Wawasan Kebudayaan Indonesia di Masa Kolonial Belanda/ facebook.com/KhirJohari //Rianti Setyarini/

Baca Juga: Mengupas Efek Samping dari Vaksin COVID-19 Bernama Astrazeneca, Ternyata Seperti Ini lho

Kemudian penggunaan sistem pengukuran dan mata uang juga sangat berbeda pada masa sekarang. Misalnya seperti 1 ringgit setara dengan 2.5 rupiah, 1 perak setara dengan 100 sen, dan 1 talen setara 25 sen.

Dalam buku ini juga banyak melibatkan konsep "merantau" dimana masyarakat bermigrasi untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik untuk keluarganya.

Perbedaan mengenai status sosial pun masih cukup kental dengan seringnya penyebutan "orang kampoeng".

Selain itu, kesenjangan sosial berdasarkan jenis kelamin juga menjadi poin penting dalam buku ini.

Perempuan selalu mendapat upah yang lebih kecil ketingbang laki-laki dimana hal itu sangat menyedihkan.

Baca Juga: 8 Cara mengetahui Orang yang Memiliki Kepercayaan Diri Berdasarkan Pola Pikir dan Perilaku

Beberapa kata-kata yang sudah tidak kita temui lagi di masa sekarang, seringkali muncul dalam buku tersebut.

Misalnya seperti nyiur atau krambil (kelapa), pedati, kain tjita, oentjang, destar, dan masih banyak lagi.

Johari menutup unggahan ini dengan sebuah pertanyaan, seperti kalangan mana buku ini ditujukan, atau apakah jika buku ini dipergunakan untuk kalangan berada saja.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Facebook


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah