Intoleransi Kaum Minoritas Terhadap Pakaian Perempuan, HRW: Mengenakan Hijab Adalah Pilihan, Bukan Peraturan

- 18 Maret 2021, 14:03 WIB
 ilustrasi toleransi antar umat
ilustrasi toleransi antar umat /mentatdgt/pexels.com

KABAR BESUKI - Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam suku budaya dan adat istiadat. Meski begitu rupanya toleransi beragama, khususnya terhadap perempuan masih minim di sejumlah masyarakat.

Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara dengan populasi mayoritas umat Muslim terbanyak di dunia.

Ideologi Indonesia sebenarnya mengabadikan segala agama baik itu mayoritas maupun minoritas. Namun dalam 20 tahun belakangan, bentuk intoleransi dari umat mayoritas meningkat tajam.

Baca Juga: Ketua DPD RI Minta Pemerintah Kendalikan Harga Kebutuhan Pokok Menjelang Bulan Ramadhan

Ifa Hanifah Misbach (45) adalah seorang psikolog di Bandung, Jawa Timur yang sudah memberi konseling terhadap lusinan perempuan Indonesia seperti dilansir Kabar Besuki dari Reuters.

Ia mengatakan jika banyak dari mereka merasa dikucilkan, diintimidasi, dan diancam dikeluarkan dari sekolah jika mereka menolak menggunakan hijab.

"Dampak tekanan agama, terutama untuk memakai hijab saat masih muda, membuatmu merasa tak bisa bernapas," kata Ifa dalam laporan Hak Asasi Manusia.

Baca Juga: Tersangka Dugaan Tindak Pidana Perbankan Sadikin Aksa Akhirnya Memenuhi Panggilan Bareskrim Polri

Ketika berumur 19 tahun, saat itu ayah Ifa meninggal dunia, dan keluarganya mengatakan jika ayahnya tidak akan masuk surga jika Ifa tidak memakai hijab.

Pengalaman yang dialami Ifa juga dialami oleh sebagian wanita dan perempuan muda di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya ada yang dikeluarkan dari sekolah.

Andreas Harsono, peneliti dari organisasi Human Rights Watch Indonesia (HRW) mengatakan jika banyak wanita dan perempuan muda di Indonesia mengalami tekanan yang "intens dan konstan".

Hal itu disebabkan karena tuntutan sejumlah masyarakat yang mengharuskan perempuan memakai hijab.

Baca Juga: Bernasip Buruk, Empat WNI Harus Jalani Operasi Karena Kecelakaan Bus di Turki

Andreas mengatakan jika tindakan tersebut adalah bentuk serangan terhadap hak-hak dasar kebebasan beragama, berekspresi, dan privasi seseorang.

"Mengenakan hijab harus menjadi pilihan, itu bukan peraturan wajib," kata Andreas kepada Reuters.

HRW menemukan lebih dari 60 peraturan daerah yang dikeluarkan sejak 2001 untuk mengatur cara perempuan berpakaian.

"Sebuah kepercayaan yang berkembang di Indonesia bahwa jika Anda seorang perempuan Muslim dan tidak mengenakan hijab, berarti Anda kurang saleh; Anda kurang dalam segi moral," ujar Andreas.

Baca Juga: Sukses di Film Imperfect, Ernest Prakasa Umumkan Akan Garap Film Baru Berjudul ‘Teka Teki Tika’

Menurut laporan tadi, sejumlah sekolah negeri di Indonesia menggunakan kombinasi tekanan psikologis, penghinaan di depan umum, dan sanksi untuk membujuk anak perempuan menggunakan hijab.

Salah satu kasus yang yang menghebohkan bulan lalu adalah ketika seorang murid Kristen di Sumatera Barat dipaksa menggunakan hijab.

Hal itu memicu protes di tingkat nasional, hingga akhirnya Kementerian pendidikan dan agama mengeluarkan keputusan baru dimana sekolah umum melarang mewajibkan pakaian keagamaan. 

Komnas HAM menilai keputusan itu mendukung hak memilih agama, namun belum jelas akan seberapa tegas hal itu ditegakkan.

Baca Juga: Ternyata, Ada Sebutan Untuk Seorang yang Phobia Terhadap Awan, Simak Ulasannya

HRW juga menemukan jika masalah ini juga terjadi di lingkup kerja. Salah satunya ada laporan mengenai pegawai negeri sipil dan dosen yang mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tekanan mengenakan hijab.

Kementerian pendidikan dan agama tidak menanggapi laporan tersebut dengan segera hingga kini.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah