Terkait Masker, Kata Ahli: Indonesia Ada Kemungkinan Lepas Masker Seperti di AS

- 15 Mei 2021, 08:39 WIB
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama/Antara
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama/Antara //Antara

KABAR BESUKI - Amerika Serikat (AS) lepas masker di luar ruangan, Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan kebijakan otoritas tersebut karena dipengaruhi oleh hasil penelitian jenis vaksin yang berbeda dengan yang digunakan di Indonesia.

"Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat membuat rekomendasi ini berdasar hasil penelitian terhadap vaksin yang mereka gunakan, yaitu Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson," kata Tjandra di Jakarta, pada Jumat 14 Mei 2021 dilansir dari situs Antara.

Kata dia, vaksin yang saat ini berlaku di Indonesia berdasarkan izin penggunaan darurat (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di antaranya Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm.

Baca Juga: Jangan Diremehkan, Orang yang Suka Melewatkan Sarapan Kemungkinan Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Jantung

Tjandra mengatakan di waktu mendatamg, ada kemungkinan vaksin di AS juga dipakai di Indonesia karena sebagian sudah tercantum di Surat Keputusan (SK) Menkes Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

"Sebagian vaksin-vaksin di Amerika Serikat rencananya akan dipakai juga di Indonesia," jelasnya.

Kementerian Kesehatan beserta otoritas yang menangani hal tersebut, sampai saat ini dikatakan masih melakukan kajian terhadap vaksin itu.

Baca Juga: Seorang Rabi Yahudi Membongkar Alasan Penyebab Mengapa Israel Terus Menerus Menyerang Palestina, Ternyata Ini

"Kita tunggu saja bagaimana arahan resmi dari Kementerian Kesehatan, tentu bergantung dari hasil penelitian ilmiah vaksin yang ada," imbuhnya.

Otoritas AS terbilang tegas, lanjutnya, dalam penggunaan vaksin bagi masyarakat maupun pendatang di negara tersebut.

"Anak saya itu baru sepekan di New York, dan di Jakarta sudah menerima suntikan vaksin Sinovac dua kali, tapi sampai di AS diminta divaksin yang sudah disetujui Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Bingung juga memutuskannya, nggak ada kepustakaannya yang sudah dapat Sinovac lalu harus dapat Pfizer atau Moderna lagi," kata Tjandra Yoga Aditama.

Baca Juga: Resep Puding Coklat Buah, Sangat Segar untuk Dinikmati pada Siang Hari Ini Cara Membuatnya!

Ungkapan lain datang dari Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan kebijakan vaksinasi adalah salah satu dari tiga lapis utama perlindungan masyarakat agar tidak tertular COVID-19.

"Pertama adalah 3M, yakni mencuci tangan, memakai Masker dan menghindari kerumunan. Kedua, adalah 3T, yaitu tracing, testing, treatment, dan yang ketiga adalah vaksinasi," katanya.

Selama pandemi belum usai dan belum cukupnya bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi tersebut telah menimbulkan cukup kekebalan seseorang maupun komunal, maka melaksanakan tiga lapis perlindungan itu secara bersamaan adalah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat agar bisa produktif dan aman dari COVID-19, demikian Wiku Adisasmito.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x