Zona Merah di Kudus Bertambah Jadi 84 Desa, Ganjar Pranowo: Harus Perbanyak Gerakan di Rumah Saja

- 17 Juni 2021, 14:17 WIB
Foto Gubernur Ganjar Pranowo yang kini terus berupaya mengurangi peningkatan pasien terkonfirmasi positif
Foto Gubernur Ganjar Pranowo yang kini terus berupaya mengurangi peningkatan pasien terkonfirmasi positif /Ganjar Pranowo/Tangkapan video YouTube.com/

KABAR BESUKI – Jumlah Desa/kelurahan zona merah di Kudus, Jawa Tengah semakin bertambah, dari sebelumnya 60 desa kini bertambah menjadi 84 desa. Hal itu disebabkan ditemukannya banyak kasus penyebaran COVID-19.

"Desa yang masuk kategori zona merah tersebar di sembilan kecamatan dengan jumlah desa di masing-masing kecamatan bervariasi," kata Juru Bicara Tim Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, yang sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis, 17 Juni 2021.

Menurut Andini,  berdasarkan data ada sembilan kecamatan, terbanyak di Kecamatan Kota ada 16 desa zona merah, kemudian disusul Kecamatan Jati terdapat 10 desa zona merah.

Baca Juga: PMI Ungkap Kebutuhan Plasma Konvalesen Jawa Tengah Terpenuhi 91 persen di Saat Virus Covid-19 Makin Meluas

Sedangkan untuk jumlah desa zona merah paling sedikit ada di Kecamatan Mejobo ada enam desa. Selain itu, terdapat kecamatan lain di antara delapan hingga sembilan desa.

Perlu diketahui, pada periode sebelumnya, jumlah desa zona merah terbanyak berada di Kecamatan Jekulo dengan 11 desa zona merah, namun demikian, kini berkurang menjadi delapan desa.

Sebagai salah satu antisipasi lonjakan dan peningkatan penyebaran Covid-19, telah diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di desa-desa.

Tidak hanya itu, pemerintah desa juga dipersilakan melakukan penutupan lokal tingkat rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) untuk membatasi aktivitas warganya demi memutus mata rantai penularan virus corona.

Baca Juga: Jika Anda Jarang Merasa Lapar di Pagi Hari, Ternyata Menunjukkan Adanya Masalah dalam Tubuh

Sementara itu menurut Kepala Desa Tumpang Krasak Sarjoko Saputro mengakui desanya memang disebutkan masuk kategori zona merah. Namun, sejak dua hari terakhir tidak ada penambahan kasus dari sebelumnya ada 20 kasus.

Berdasarkan data yang ada dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 15 orang sudah hampir selesai masa isolasi mandirinya dan lima kasus ada yang sudah memasuki hari kesembilan masa isolasinya karena semuanya tanpa gejala.

Masih dalam rangka menekan angka kasus COVID-19, dan memaksimalkan PPKM mikro, keberadaan jogo tonggo juga dioptimalkan untuk turut mengedukasi warganya melalui ketua RT dan RW tentang pentingnya protokol kesehatan yang benar.

"Sejauh ini hasilnya memang bagus karena kesadaran warga, terutama memakai masker saat keluar rumah sudah meningkat. Mudah-mudahan ke depannya tidak ada penambahan kasus baru," ujar Sarjoko Saputro.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo Semakin Dekat, Akan Tetapi Jepang Masih Berusaha Menghentikan Darurat Covid-19

Sementara itu, pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah meminta kepada bupati/walikota yang wilayahnya masuk kategori zona merah diminta untuk memperbanyak Gerakan di Rumah Saja. Karena sebagai upaya mengurangi penyebaran COVID-19, khususnya varian baru.

"Para bupati sudah membuat inisiatif itu dan Kudus sekarang yang inisiatif waktunya agak panjang sampai lima mungkin tujuh hari. Grobogan kemarin sudah mencoba ya, beberapa kabupaten mencoba dan menurut saya ini bagus, dan yang penting dukungan masyarakat, tanpa itu gak bisa," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Gerakan di Rumah Saja diharapkan bisa menekan sebaran varian baru COVID-19 yang sudah ditemukan di Kabupaten Kudus.

Baca Juga: Podcast Deddy Corbuzier dan Prabowo Dinilai Ada Banyak Kejanggalan Bahkan Diduga 'Settingan' Belaka

Ganjar mengaku telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada kepala daerah yang wilayahnya masuk zona merah COVID-19.

"Lebih banyak hari di rumah saja karena kejadiannya (pandemi COVID-19, red.) sudah setahun lebih," ujar politikus PDI Perjuangan yang beberapa waktu lalu sempat masuk dalam survey bursa Capres-Cawapres 2024 itu.

Kendati demikian, Ganjar mengharapkan kesadaran bersama dari seluruh pihak, terutama masyarakat, untuk turut membantu pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x