Kasus Covid-19 Terus Meningkat Membuat RSUD di Banyuwangi Kewalahan hingga Kekurangan Nakes

- 5 Juli 2021, 08:57 WIB
Foto: Ipuk sedang meninjau kesiapan RSUD di Banyuwangi
Foto: Ipuk sedang meninjau kesiapan RSUD di Banyuwangi /@rsudgenteng.bwi/Instagram

KABAR BESUKI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali berkeliling rumah sakit memantau penanganan Covid-19. 

Tidak hanya dua rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi, bupati perempuan itu juga memantau rumah sakit swasta yang menjadi rujukan pasien Covid-19. 

Minggu, 4 Juli 2021, Ipuk berkeliling ke tiga rumah sakit di kawasan selatan Banyuwangi, yaitu RSUD Genteng, RS Al Huda, dan RS Graha Medika. Di tiga tempat tersebut Ipuk berkeliling melihat kapasitas ruang ICU dan isolasi, SDM tenaga kesehatan, sarana alat kesehatan, dan lainnya. 

Baca Juga: Viral Kerumunan Restoran di Tengah Pandemi Covid-19, Netizen: Kena Corona Nangis

Ipuk juga berdialog dengan para direktur rumah sakit. Rata-rata rumah sakit membutuhkan tambahan tenaga kesehatan. 

"Di RSUD Genteng masih ada ruangan di lantai dua dan siap kami tambah minimal 12 bed. Namun, kendalanya memang ada di tenaga kesehatan, kami kekurangan. Kami butuh tambahan 19 tenaga kesehatan," kata Plt Direktur RSUD Genteng, dr Rudi Hartawan, seperti dilansir Kabar Besuki dari laman resmi Kabupaten Banyuwangi.

Rudi mengatakan, saat ini tingkat keterisian tempat tidur (BOR/bed occupancy rate) di RSUD Genteng 75 persen. ”Kami siapkan tambahan bed sesuai instruksi Ibu Bupati,” ujar Rudi.

Tidak hanya RSUD Genteng, tantangan soal ketersediaan nakes yang sama juga dialami oleh RS Al Huda. 

Baca Juga: Dokter Asal Amerika Ini Tegaskan Susu Beruang Tak Memiliki Peran dalam Mengobati Covid-19

RS yang terletak di Kecamatan Gambiran Banyuwangi tersebut saat ini merawat 85 pasien.

Direktur RS AL Huda dr Indiati mengatakan, pihkanya sebenarnya bisa mengoptimalkan ruangan yang ada menjadi 103 bed, namun terkendala masalah nakes yang siap merawat. 

"Kami sudah menyiapkan akan menambah kapasitas di ICU dan isolasi tapi kami butuh tambahan tenaga medis," kata Indiati.

Tantangan ketersediaan nakes juga dialami RS Graha Medika. ”Memang ketersediaan tenaga kesehatan menjadi kebutuhan RS-RS saat ini. Juga kami terkendala biaya operasional yang belum turun dari Kementerian Kesehatan,” ujar Direktur RS Graha Medika, dr Yesi Kurnia Daliyanti.

Baca Juga: WNA Wajib Kantongi Kartu Vaksin Saat Masuk Indonesia Mulai 6 Juli

Bupati Ipuk menyampaikann rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pengelola rumah sakit dan para tenaga kesehatan yang terus berjuang menangani covid-19 di tengah berbagai tantangan.

“Saya sangat berterima kasih karena semua RS dan tenaga kesehatan terus berikhtiar, tidak menyerah meski kami tahu sangat susah kondisinya di situasi saat ini,” kata Ipuk.

Dia mengatakan, ketersediaan nakes menjadi tantangan karena saat ini sebagian nakes juga terpapar Covid-19 dan masih harus menjalankan isolasi. 

Pemkab Banyuwangi pun akan merekrut relawan tenaga kesehatan untuk ditugaskan membantu penanganan di RS. 

“RSUD Blambangan telah membuka pendaftaran relawan, mulai dari dokter, bidan, petugas oksigen, hingga juru rawat jenazah. Total ada 53 relawan yang direkrut RSUD Blambangan. Rencananya, RSUD Genteng juga segera melakukan hal yang sama. Kami juga akan atur skema bagaimana memfasilitasi kebutuhan tenaga medis di RS rujukan covid-19 lainnya,” kata dia.

Baca Juga: Ichsanuddin Noorsy Heran dengan Warga Indonesia yang Takut Sama Covid-19: Kamu Bilang Hidup Matimu untuk Allah

Ipuk terus mengingatkan warga untuk terus disiplin pada penegakan protokol kesehatan. 

”Saat ini petugas tenaga kesehatan terbatas, kapasitas RS juga terbatas. BOR di Banyuwangi sudah 80 persen. Mari sayangi diri sendiri dan keluarga dengan taat protokol kesehatan. Bukan untuk siapapun, tapi untuk warga dan keluarganya sendiri,” pungkas Ipuk.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini