Miris! Relawan Pemakaman Covid-19 Dianiaya Warga, Dipukul dan Dilempar Batu

- 24 Juli 2021, 10:53 WIB
Miris! Relawan Pemakaman Covid-19 Dianiaya Warga, Dipukul dan Dilempar Batu
Miris! Relawan Pemakaman Covid-19 Dianiaya Warga, Dipukul dan Dilempar Batu /pikiran-rakyat.com

KABAR BESUKI – Covid-19 yang melanda Indonesia khususnya telah menelan banyak korban, baik itu dari kalangan warga biasa hingga para tenaga medis.

Pasien yang meninggal akibat Covid-19 tentu mempunyai protokol tersendiri dalam pemakamannya, karena dikhawatirkan masih dapat menularkan virus.

Namun apa yang terjadi dilapangan, tak sedikit penolakan dari warga ketika pasien terkonfirmasi positif dimakamkan secara protokol Covid-19, salah satunya yang terjadi di Jember baru-baru ini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Peringati Hari Anak Nasional, Malah Dapat Pertanyaan: Kalau Jadi Presiden Ngapain Aja?

Relawan pemakaman jenazah Covid-19 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur mendapat sambutan tidak baik dari warga.

Warga menolak hingga menganiaya petugas usai mengambil paksa jenazah terkonfirmasi positif yang akan dimakamkan secara protokol kesehatan Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jember Moh. Djamil saat menggelar konferensi pers di Kantor BPBD setempat, Jumat, 23 Juli 2021 sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari PMJ NEWS.

"Warga merebut peti jenazah dan membukanya, kemudian mereka berencana untuk memandikan jenazah tersebut. Hal itu tidak sesuai dengan protokol pemulasaran jenazah yang terkonfirmasi positif," kata Djamil.

Bahkan upaya paksa pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi positif tersebut menyebabkan sejumlah relawan mengalami kesakitan setelah dipukul hingga dilempari batu.

Baca Juga: 6 Cara Mengetahui Suplemen Vitamin yang Dibeli Asli Atau Palsu, Nomer 3 Perlu Diperhatikan

Diketahui kejadian tersebut terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, pada Sabtu, 17 Juli 2021 lalu.

Djamil menjelaskan, usai kejadian tersebut relawan BPBD Jember memutuskan untuk kembali ke markas karena situasi tidak kondusif.

Namun saat ingin kembali ke markas, ada saja warga yang mencoba menghadang relawan baik menggunakan kendaraan maupun yang berjalan kaki.

Djamil menambahkan, ada salah satu relawan tangannya dipelintir hingga jatuh, bahkan ada relawan yang kepalanya terkena lemparan batu dari warga.

"Ada dua relawan yang mengaku dipukul dan salah satu relawan tangannya dipelintir hingga kesakitan dan terjatuh, bahkan ada relawan yang kepalanya terkena lemparan batu. Itu sungguh keterlaluan," imbuhnya.

Djamil juga memaparkan kejadian tersebut terjadi lantaran warga tidak terima jenazah dimakamkan secara Covid-19.

Baca Juga: Awas Modus Donasi Dana Sosial Ternyata untuk Gerakan Teroris, Masyarakat Indonesia Dimohon Hati-Hati

Menurutnya, yang dilakukan warga dengan menganiaya petugas adalah cara yang sangat salah, warga seharusnya mendukung tugas dari relawan dan membantu pemakaman.

"Kami hanya menjalankan tugas untuk memakamkan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga seharusnya warga bisa memahami tugas kami dan membantu untuk pemakaman," ujarnya.

Djamil mengatakan kejadian serupa terkait penolakan keluarga terhadap pemakaman secara protokol Covid-19 sering terjadi, namun tidak separah yang terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Pakusari.

Ia juga berharap kejadian penganiayaan kepada petugas tidak terulang kembali dan mendesak dilakukan proses hukum bagi pelaku penganiayaan.

"Kami berharap jangan sampai kejadian penganiayaan kepada relawan pemakaman jenazah Covid-19 terulang kembali di Jember dan kami mendesak dilakukan proses hukum terkait kejadian tersebut," katanya.

Baca Juga: Mardigu Wowiek Sebut WHO Berikan Indikasi Pandemi Covid-19 Akan Berakhir di Tahun 2025, Begini Penjelasannya

BPBD Jember juga meminta jaminan keamanan bagi para relawan yang bekerja memakamkan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal ini karena relawan yang bertugas terkadang pulang hingga pagi hari karena banyaknya jenazah yang dimakamkan.

"Kami hanya menjalankan tugas dan saat kejadian penganiayaan yang dilakukan warga terhadap relawan juga diketahui oleh kapolsek setempat dan muspika, sehingga kami tidak akan melaporkan kasus itu ke aparat kepolisian karena bukan delik aduan," pungkasnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: ANTARA Jatim


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah