Menurutnya, kepanikan yang terjadi dari kubu pemerintah menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam mendeteksi keadaan.
"Sebetulnya ini keadaan untuk menguji psikologi massa, dan kita ketawa aja deh. Jadi yang bikin heboh sebetulnya adalah ketidakmampuan kekuasaan untuk mendeteksi keadaan," katanya.
Rocky Gerung berpendapat, jika hal tersebut dibiarkan maka akan menjadi bumerang tersendiri bagi pemerintah.
Dia juga menilai, ekspresi Menkopolhukam Mahfud MD dalam menanggapi isu 'Jokowi End Game' menunjukkan adanya kekhawatiran dari pihak pemerintah. Padahal menurutnya, isu wacana demo 'Jokowi End Game' adalah sebuah prank belaka.
"Jadi suatu waktu nanti begitu ada hal yang serius, kekuasaan akan borong lagi. Mana mungkin kekuasaan nggak punya pengetahuan tentang kondisi para pembuat meme itu atau pendemo segala macem dari pihak manapun? Kan itu tandanya Pak Mahfud MD kemarin dengan wajah serius menerangkan bahwa 'Ini ada kelompok yang memang sengaja ingin mengacaukan dan kami akan tindak tegas'. Nah, kena prank lagi kan?," ujar dia.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Lakukan Blunder dalam Pencitraan Dirinya Saat Pergi ke Apotek
Rocky Gerung mempertanyakan peran intelijen yang juga tidak mengetahui kondisi yang sesungguhnya di balik isu demo 'Jokowi End Game'.
Menurutnya, kepanikan tersebut disebabkan oleh rasa tidak saling percaya dalam internal kekuasaan.
"Sebetulnya, intelijen kan sudah punya pegasus kan? Yang bisa mantau sampai ke aplikasi orang di handphone. Tapi memang ini soal kepanikan kekuasaan, kalau kekuasaan panik itu saling nggak percaya di antara mereka," tuturnya.***