WHO Moratorium Penyuntikan Dosis Booster Vaksin Covid-19, Apa Berbahaya? Ini Penjelasannya

- 10 Agustus 2021, 19:04 WIB
WHO Moratorium Penyuntikan Dosis Booster Vaksin Covid-19, Apa Berbahaya? Ini Penjelasannya
WHO Moratorium Penyuntikan Dosis Booster Vaksin Covid-19, Apa Berbahaya? Ini Penjelasannya /World Health Organization (WHO)/Tangkapan layar/Youtube

KABAR BESUKI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta seluruh negara melakukan moratorium penyuntikan dosis penguat (booster) vaksin Covid-19 hingga akhir bulan September mendatang.

Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan alasan moratorium itu dilakukan sampai paling tidak sekitar 10 persen penduduk disetiap negara sudah disuntik vaksin Covid-19.
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari Youtube TvOneNews, pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jendral WHO di markas besar WHO di Jenewa, Swis.
 
 
Seruan tersebut ditujukan terutama untuk negara-negara kaya atau memiliki produk domestik bruto tinggi.
 
Akan tetapi, hal itu memicu kenaikan permintaan vaksin Covid-19 dari negara-negara yang mampu membeli. 
 
Sedangkan bagi negara-negara yang kondisi keuangannya pas-pasan harus gigit jari karena kesulitan memenuhi target vaksinasi penduduk.
 
 
Negara-negara kaya sejauh ini menguasai lebih dari 80 persen dosis, meskipun jumlah penduduknya kurang dari separuh penduduk dunia.
 
Dirjen WHO menekankan pentingnya kesetaraan vaksin supaya sebagian besar stok vaksin dapat dialihkan dari negara-negara kaya untuk dibagikan ke negara-negara yang miskin.
 
Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 1 persen penduduk yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin corona. 
 
 
Angka itu jauh lebih kecil dibanding dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, yang tercatat setengah dari populasinya sudah divaksin.
 
WHO menargetkan pada pertengahan 2022 setiap negara sudah memvaksin penduduknya hingga 70 persen.
 
Sementara itu, beberapa negara kaya ada yang sudah memulai penyuntikan vaksin booster.
 
 
Banyak di masa lalu telah mengabaikan seruan WHO terkait isu-isu seperti menyumbangkan vaksin, membatasi perjalanan lintas batas dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi vaksin di negara-negara berkembang.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Terkini

x