Network
Bahkan menurut dia, Bupati Jember sesungguhnya akan memperoleh honor yang jauh lebih besar lagi meski tak dapat dinilai dengan nominal mata uang.
"Kalau honor-honor itu bisa diberikan kepada yang bersangkutan (keluarga korban meninggal akibat Covid-19), maka bupati, wakil bupati, mungkin pejabat-pejabat yang ex-officio sebagai pengarah itu justru mendapatkan honor yang lebih besar," katanya.
Baca Juga: Luhut Sebut Pandemi Covid-19 tak Akan Selesai dalam Waktu 2 Tahun Kedepan
Refly Harun meragukan terwujudnya iklim birokrasi yang sehat jika kinerja tidak menjadi tolok ukur dalam menentukan prestasi sebuah lembaga, khususnya pemerintah daerah.
Dia mengungkapkan ironi ketika jumlah partisipasi kepala daerah dan jajarannya dalam kepanitiaan menjadi standar prestasi.
"Bagaimana mungkin kita mau sehat kalau bukan kinerja yang diukur tapi banyak-banyakan yang masuk kepanitiaan sehingga kita bisa terima honor sana honor sini, yang paling gawat adalah honor yang bersifat ex-officio," ujar dia.
Baca Juga: Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Atas Korupsi Dana Bansos Covid-19, Refly Harun: Terlalu Ringan
Refly Harun mengaku heran jika ada pejabat publik seperti Bupati Jember yang justru panen honor hingga mencapai Rp70 juta di tengah penderitaan banyak orang dalam situasi pandemi Covid-19.
Menurutnya, meningkatnya honor karena tingginya angka kematian akibat Covid-19 merupakan sesuatu hal yang sulit diterima oleh akal sehat.
"Bagaimana mungkin orang susah kalau dia malah dapat honor? Artinya semakin banyak orang yang mati, honornya semakin besar," tuturnya.***
