Rocky Gerung sesungguhnya meyakini bahwa Luhut ingin berupaya menegakkan prinsip persamaan kedudukan masyarakat di mata hukum dan menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk mempertahankan haknya masing-masing.
Akan tetapi, dia menilai pengacara Luhut gegabah ketika menuntut Haris Azhar secara perdata dan pidana sekaligus.
"Kita tentu percaya bahwa Pak Luhut ingin menegakkan prinsip equality for law sehingga semua orang berhak mempertahankan haknya. Tetapi yang dilupakan sebetulnya dan saya kira penasihat hukum itu terlalu gegabah, membawa itu ke wilayah tuntut menuntut dan tindih-tindihan. Delik pidana ada, tuntutan perdata ada," katanya.
Rocky Gerung juga mempertanyakan Rp100 miliar yang dijanjikan Luhut kepada masyarakat Papua, karena belum tentu Luhut akan memenangi persidangan melawan Haris Azhar.
"Soal Rp100 miliar tadi misalnya yang tadi dijanjikan akan diberikan kepada masyarakat Papua, bagaimana kalo Luhut kalah di pengadilan? Masyarakat Papua akan menganggap 'Kita dapat apa kalau kalah?'," ujar dia.
Rocky Gerung meminta agar Luhut tidak menyeret nama masyarakat Papua dalam isu perseteruannya dengan Haris Azhar terkait temuan dugaan kepentingan bisnis tambang emas di Intan Jaya.
Terlebih, Papua saat ini sedang dihadapkan dengan isu tewasnya seorang tenaga kesehatan (nakes) dan beberapa orang lainnya yang menjadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Jadi jangan libatkan sesuatu dengan kondisi yang masih sangat sensitif yaitu soal masyarakat Papua, yang beberapa hari lalu ada kejadian yang mencekam karena nakesnya tewas, diserang oleh KKB, dan seorang prajurit juga yang hendak mengevakuasi juga tertembak di situ," ucapnya.