"Jadi anak kita diberikan bekal untuk selektif mencari guru, karena banyak yang berpura-pura bermodus sebagai guru ternyata dia bukan guru, malah dia menjerumuskan," katanya.
Baca Juga: Milenial Sebagai Sasaran Radikalisme, MUI: Peran Orang Tua Penting untuk Memantau Perilaku Anak
KH Cholil Nafis juga menghimbau agar orang tua juga mengetahui afiliasi dari guru yang mengajari anaknya.
Sebab kata dia, baru-baru ini juga ada temuan mengenai korban propaganda NII dari kalangan santri di sebuah pondok pesantren yang dikelola oleh ormas Islam kredibel.
"Juga afiliasinya, biasanya begini nggak jelas afiliasinya ke mana. Kalau berafiliasi dengan ormas Islam kepada NU, Muhammadiyah, apalagi tadi kita mendengar bahwa ada juga warga dari pesantren sekian lama kena juga, ini kan juga keprihatinan kita," ujar dia.
KH Cholil Nafis berharap agar para santri yang sudah belajar di pondok pesantren yang dikelola oleh lembaga atau ormas kredibel tidak tersesat dari jalan yang benar.
Dia berharap agar kasus yang terjadi di Lampung tak terulang kembali di wilayah yang sama maupun wilayah lainnya.
"Artinya, jangan sampai yang sudah ada dalam ormas yang sudah jelas mempunyai akar yang benar di dalam beragama dan bernegara, jangan sampai keluar menuju kesesatan beragama dan kesesatan bernegara," tuturnya.***