Pasalnya, Adhie Massardi menceritakan bahwa saat kepemimpinan Gus Dur kala itu, ada salah satu partai yang merencanakan untuk menjatuhkan Gus Dur.
“Gus Dur sangat memahami kondisi politik kala itu, kalau tidak diangkat ya dijatuhkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Adhie Massardi juga menceritakan bahwa ada konflik batin yang cukup kuat antara Gus Dur dan Megawati.
Adhie Massardi mengatakan bahwa sejak awal kepemimpinan, Gus Dur sering mendapat tekanan dari megawati selaku wakilnya.
“Jadi sejak awal itu kita dapat tekanan dari wakil presiden, secara politik, tekanan terberat itu setengah tahun kemudian, itu saya gak tau gimana mulanya itu Gus Dur menandatangani Keppres Nomor 121 yang memberikan kekuasaan kepada wakil presiden,” kata Adhie Massardi.
“Sehingga wakil presiden jadi kepala pemerintahan harian seperti perdana menteri,” sambungnya.
Adhie Massardi juga menegaskan bahwa lengsernya Gus Dur ternyata bukan gara-gara keluarnya dekrit atau penggantian Kapolri tetapi karena adanya tekanan dari Megawati.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Menyerbak di PON ke XX di Papua, 15 Atlet dan Official Terpapar Virus
“Jadi saya ingin meluruskan bahwa Gus Dur dilengserkan itu bukan karena mengeluarkan dekrit tetapi ini 100 persen pertarungan politik antara Presiden dan wakil presiden dengan memanfaatkan situasi kritis di parlemen,” tegasnya.***