Rocky Gerung juga menegaskan bahwa mahasiswa yang melakukan aksi demo di Tangerang bukanlah pemicu tindak kekerasan atau yang pertama kali melakukan tindakan kekerasan.
Sebaliknya kata dia, justru kekerasan diinisiasi oleh oknum polisi yang bertugas, padahal tugas polisi adalah mengendalikan aksi demo agar tak berujung aksi kekerasan.
"Jadi bukan dia (mahasiswa) yang bikin kekerasan, tapi polisi yang bikin kekerasan. Polisi mengendalikan supaya tidak terjadi kekerasan, bukan polisi yang diizinkan untuk menggunakan alat-alat kekerasan yang juga adalah peralatan sipil yang dipinjamkan pada satu kelompok yang disebut polisi tuh," katanya.
Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa polisi bukanlah seorang anggota militer karena sejatinya tak memiliki musuh.
Berbeda halnya dengan militer yang memang ditugaskan untuk berperang melawan pihak-pihak yang mengancam kedaulatan negara.
"Lain kalau militer, militer itu di-train untuk bersiap siaga tuh, ada musuhnya. Kan polisi nggak ada musuh itu," ujar dia.
Rocky Gerung mengatakan bahwa filosofi polisi sebagai bagian dari masyarakat sipil harus benar-benar tertanam sejak tahap pendidikan kepolisian.
Dia juga menceritakan pengalamannya memberikan kuliah umum di PTIK dan Sespim Polri karena dirinya ingin menghasilkan polisi yang memahami dan menghargai demokrasi.