KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung angkat bicara tentang insiden polisi yang membanting mahasiswa saat demo di Tangerang pada Rabu, 13 Oktober 2021.
Rocky Gerung menilai ada peradaban yang belum beres dalam pendidikan di internal kepolisian di balik insiden polisi yang membanting mahasiswa saat demo di Tangerang.
Rocky Gerung menegaskan bahwa polisi merupakan aparat sipil yang memang dipersenjatai, namun kedudukannya setara dengan masyarakat sipil termasuk mahasiswa.
"Ada peradaban yang belum beres di dalam pendidikan kepolisian. Polisi itu adalah sipil yang dipersenjatai. Dia bukan aparat tentara, jadi dia setara dengan warga negara, dengan sipil, dengan mahasiswa," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Rocky Gerung mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi ketika mahasiswa dan polisi saling berhadapan di jalan raya.
Dia juga menegaskan bahwa mahasiswa dan polisi memiliki haknya masing-masing sehingga kekerasan tak perlu sampai terjadi.
"Kebetulan dia di jalan hadap-hadapan. Siapa yang benar? Dua-duanya benar, mahasiswa berhak untuk protes, polisi berhak untuk mengendalikan kekerasan," ujarnya.
Rocky Gerung juga menegaskan bahwa mahasiswa yang melakukan aksi demo di Tangerang bukanlah pemicu tindak kekerasan atau yang pertama kali melakukan tindakan kekerasan.
Sebaliknya kata dia, justru kekerasan diinisiasi oleh oknum polisi yang bertugas, padahal tugas polisi adalah mengendalikan aksi demo agar tak berujung aksi kekerasan.
"Jadi bukan dia (mahasiswa) yang bikin kekerasan, tapi polisi yang bikin kekerasan. Polisi mengendalikan supaya tidak terjadi kekerasan, bukan polisi yang diizinkan untuk menggunakan alat-alat kekerasan yang juga adalah peralatan sipil yang dipinjamkan pada satu kelompok yang disebut polisi tuh," katanya.
Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa polisi bukanlah seorang anggota militer karena sejatinya tak memiliki musuh.
Berbeda halnya dengan militer yang memang ditugaskan untuk berperang melawan pihak-pihak yang mengancam kedaulatan negara.
"Lain kalau militer, militer itu di-train untuk bersiap siaga tuh, ada musuhnya. Kan polisi nggak ada musuh itu," ujar dia.
Rocky Gerung mengatakan bahwa filosofi polisi sebagai bagian dari masyarakat sipil harus benar-benar tertanam sejak tahap pendidikan kepolisian.
Dia juga menceritakan pengalamannya memberikan kuliah umum di PTIK dan Sespim Polri karena dirinya ingin menghasilkan polisi yang memahami dan menghargai demokrasi.
"Jadi filosofi itu yang mesti masuk di dalam pendidikan kepolisian. Saya mau terangkan itu karena saya juga dulu memberi kuliah umum di PTIK, di Sespim Polri karena kita mau menghasilkan polisi yang paham tentang demokrasi," tuturnya.***